Menlu Kutuk Perlakuan Tak Manusiawi ke ABK WNI di Kapal China

Menlu Kutuk Perlakuan Tak Manusiawi ke ABK WNI di Kapal China

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengatakan Pemerintah Indonesia mengutuk perlakuan tak manusiawi kepada Anak Buah Kapal (ABK) Warga Negara Indonesia (WNI) yang dilakukan oleh perusahaan pencari ikan asal China.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Menlu menegaskan perlakuan yang didapat ABK WNI melanggar hak-hak asasi manusia. ABK WNI disebutkan tidak diberi makanan layak, bekerja dalam jangka waktu yang tidak wajar, dan pembayaran gaji yang tidak sesuai kontrak.

“Kita mengutuk perlakuan yang tidak manusiawi yang dialami oleh ABK kita selama bekerja di kapal-kapal milik perusahaan Republik Rakyat Tiongkok (RRT),” kata Retno dalam konferensi digital, Minggu (10/5).

Retno lagi menyatakan pemerintah berkomitmen sangat tinggi untuk menyelesaikan masalah secara tuntas. Pemerintah Indonesia akan terus meminta otoritas China untuk bekerja sama dengan otoritas Indonesia menyelesaikan masalah eksploitasi tersebut.

“Kasus ini lagi akan ditindaklanjuti secara tegas melalui proses hukum secara paralel baik oleh otoritas RRT maupun otoritas Indonesia,” ujar Retno.

Retno mengatakan Bareskrim Polri yang lagi mengusut kasus ini tidak hanya akan mengambil keterangan dari ABK, tapi lagi dari pihak-pihak yang terkait dalam eksploitasi.

“Keterangan ABK ini bermanfaat untuk dicocokan dengan informasi-informasi yang telah lebih dahulu kita temui. Terdapat banyak yang terkonfirmasi, namun terdapat pula informasi yang dapat melengkapi informasi awal yang telah kita terima,” ujar Retno.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menyatakan 14 anak Buah Kapal (ABK) Warga Negara Indonesia (WNI) yang mengalami eksploitasi di kapal pencari ikan China telah tiba di Jakarta pada Jumat (8/5).

“Empat belas ABK Indonesia telah sampai di Jakarta pada Eight Mei 15.15 WIB dengan selamat. Satu jenazah dengan inisial EP yang sakit di RS Busan telah tiba dengan 14 ABK tersebut,” kata Retno dalam konferensi pers digital, Minggu (10/5).

Retno mengatakan jenazah EP diterbangkan ke Bandara Kualanamu Medan, Sumatera Utara pada Sabtu (9/5) dan hari ini akan dibawa menuju ke rumah duka. Menlu lagi telah menelepon langsung ayah almarhum untuk menyampaikan ucapan duka cita dan ia menegaskan pemerintah akan memastikan hak-hak EP yang belum terpenuhi selama bekerja di kapal pencari ikan China tersebut.

“Selain itu, saya lagi sampaikan ke ayah almarhum bahwa pemerintah bekerja keras agar hak-hak almarhum yang belum dipenuhi dapat dipenuhi oleh perusahaan,” ujar Retno.

Ada empat ABK WNI yang meninggal dunia di kapal milik China tersebut. Satu meninggal di Rumah Sakit Busan dan tiga lainnya dilarung di Samudera Pasifik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *