Hubungan AS-China Memanas Akibat Corona, Ini Kekhawatiran Indonesia

Hubungan AS-China Memanas Akibat Corona, Ini Kekhawatiran Indonesia

Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar menyebut persaingan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China akan semakin ketat sebagai dampak wabah virus corona.

[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

“Bahkan sebelum wabah COVID-19, kita harus mengantisipasi situasi ini agar tidak menjadi semakin serius di masa depan,” kata Mahendra dalam seminar daring dari Jakarta, Jumat (1/5).

Wakil Menteri Perdagangan RI periode 2010-2011 itu menilai persaingan geopolitik AS-Tiongkok mungkin tidak berdampak pada ekonomi Indonesia yang memiliki beragam mitra perdagangan, investasi, dan ekonomi.

“Tetapi dalam hal stabilitas politik, itu soal lain,” ujar dia.

Untuk itu, Indonesia secara konsisten mendukung solusi yang melibatkan organisasi multilateral, internasional, dan regional agar berfungsi baik dalam menangani situasi sehubungan dengan geopolitik.

Selain mengantisipasi semakin buruknya situasi ekonomi akibat persaingan AS-Tiongkok, kata Mahendra, negara-negara lagi perlu mengambil pembelajaran bahwa rantai pasok international seharusnya tidak bergantung hanya pada satu sumber.

Dengan adanya wabah COVID-19, pemerintah dan industri telah mulai memahami manajemen risiko jika hanya memiliki sumber pasokan tunggal, yang akan sangat terganggu akibat kebijakan karantina wilayah yang diberlakukan di banyak negara.

“Jadi mereka mulai melihat (pentingnya) diversifikasi, daripada hanya mengutamakan efisiensi,” tutur Mahendra.

Merujuk pada laporan Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan bahwa ekonomi international akan menghadapi resesi dan perlambatan hingga -Three persen akibat COVID-19, Mahendra menyebut situasi ekonomi international akan menjadi lebih buruk.

“Sepertinya kita mungkin harus menanggung (perlambatan hingga) minus 5 persen atau bahkan lebih. Jadi resesi akan lebih parah dari yang diproyeksikan IMF, yang terutama disebabkan oleh resesi yang lebih parah di AS dan Eropa,” kata dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed