Sentimen Negatif Netizen Terhadap Pemerintah Soal Penanganan Covid-19

Sentimen Negatif Netizen Terhadap Pemerintah Soal Penanganan Covid-19

Penanganan pandemi virus corona yang dilakukan pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan sentimen negatif dari netizen. Hal itu berdasarkan analisis terbaru Institute for Growth of Economics and Finance (Indef).[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

“Sebagian besar memiliki sentimen negatif, mulai dari PSBB, pembebasan narapidana, larangan mudik dan sebagainya,” kata Peneliti Indef, Imam Maulana, saat memaparkan hasil analisis huge information secara digital, Minggu (26/4).

Indef melakukan analisis huge information yang dikumpulkan dari Twitter mengenai kebijakan penanganan Covid-19 mulai 27 Maret hingga 25 April 2020. Analisis mencakup 476 ribu percakapan dari 397,2 ribu orang. Jumlah ini tidak menghitung percakapan dari buzzer maupun akun palsu.

Hasilnya, 68 percakapan netizen menilai penanganan Covid-19 secara negatif. Jumlah ini meningkat dibandingkan periode bulan sebelumnya yakni 66 persen dari complete 145 ribu percakapan mengenai kebijakan Covid-19 yang ditemukan di Twitter.

Imam merinci, kebijakan mengenai PSBB mendapatkan sentimen negatif 79 persen, pembebasan napi 46 persen, ketidaktegasan larangan mudik 54 persen, aturan khusus penghinaan presiden 89 persen, jaring pengaman sosial 56 persen, kartu prakerja 81 persen, dan pengangguran akibat Covid-19 adalah 84 persen.

Sentimen negatif dari netizen meliputi pendataan penerimaan bansos yang tidak merata dan salah sasaran, keluhan karena PHK, dan stafsus dan kepentingan kartu prakerja, serta kelas on-line prakerja yang dinilai tidak lebih baik dari konten free of charge di Youtube.

“Sangat sedikit orang yang merasakan kartu pra kerja sebagai solusi pengangguran. Ini berkaitan lagi dengan sentimen negatif paling populer yakni bantuan tunai lebih efektif dibanding kartu prakerja,” tutur Imam.

Hanya kebijakan pembebasan tarif listrik yang mendapatkan sentimen positif yakni sebesar 94 persen.

Sentimen Terhadap Tokoh

Selain sentimen terhadap kebijakan pemerintah, Indef lagi menganalisis tokoh-tokoh di jajaran pemerintah yang paling banyak dibicarakan.

Presiden Jokowi menempati posisi teratas paling banyak diperbincangkan yakni 22.574 perbincangan dengan sentimen negatif 68 persen.

Sentimen itu utamanya terkait ‘mudik’ dan ‘pulang kampung’ yang dinilai banyak mengeluarkan pernyataan yang membingungkan masyarakat sehingga menjadi bahan pembicaraan di media sosial. Selain itu, Jokowi lagi dinilai banyak mengambil kebijakan populis.

“Saya kira presiden itu khawatir tidak disukai masyarakat Jawa yang pulang ke desanya. Tapi, itu tidak boleh lagi punya pandangan seperti capres, masih ingin popularitas tinggi kemudian tidak mau menjalankan kebijakan yang tidak populis, tapi benar,” kata peneliti senior Indef, Didik J Rachbini.

Tokoh pemerintahan lain yang lagi mendapatkan sentimen negatif adalah Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly yaitu 81 persen sentimen, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto 79 persen sentimen negatif, dan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar 86 persen sentimen negatif.

Hanya Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki yang mendapatkan sentimen positif sebesar 97 persen terkait information kartu prakerja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *