Belajar dari Black Death, Wabah Maut Sebelum Virus Corona

Belajar dari Black Death, Wabah Maut Sebelum Virus Corona

3. Merebak di Eropa mulai dari Italia

Virus Corona di Eropa paling parah terjadi di Italia. Kondisi ini mirip seperti saat Black Demise mewabah di Eropa, mulainya dari Italia serta.[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”tag” orderby=”random”]

Encyclopaedia Britannica menyebutkan wabah pes dari China terbawa dalam invasi bangsa Mongol di Jalur Sutra menuju Crimea tahun 1347. Di sana banyak kapal-kapal dagang dari Genoa, Italia. Tikus-tikus di kapal Italia ketularan kutu-kutu pes dari tikus Asia dan terbawa pulang ke negeri asalnya. Dari situlah Italia ketularan wabah Black Demise yang sangat parah. Dari Italia, Black Demise menyebar ke seluruh wilayah Eropa Barat.

Kota terpadat Italia saat itu adalah Milan, Roma, Napoli dan Florence. Kondisi Italia pun luluh lantak. DailyHistory mencatat penduduk di Florence habis separuhnya. Secara whole, 33% penduduk Italia meninggal. Black Demise di Italia memiliki dampak hancurnya kehidupan sosial dan ekonomi, bahkan terjadi kekacauan politik, kerusuhan SARA terhadap komunitas Yahudi dan gereja ditinggalkan jemaatnya.

4. Penanganan dan pemulihan

Percaya atau tidak, karantina, isolasi atau metode semacam lockdown diterapkan untuk menyudahi wabah Black Demise. Jadi untuk menangani COVID-19, jangan remehkan yang namanya Social Distancing, Bodily Distancing, PSBB dan metode sejenisnya.

Dilansir dari Irish Time, saat wabah Black Demise sampai ke Inggris tahun 1665, metode yang umum dilakukan untuk mencegah penularan adalah lokalisir. Dewan kota mengumumkan semacam perintah siaga wabah.

Langkah-langkahnya antara lain menyalakan api unggun untuk membersihkan udara, anjing liar ditangkapi, makanan tidak sehat dirazia dari pasar, kumpul-kumpul dilarang dan yang dianggap paling kontroversial saat itu adalah mengunci warga di rumah masing-masing.

Pelajaran dari Black Demise adalah, sebuah wabah dapat datang dari mana saja bahkan tempat yang jauh dengan perantara apa saja dari kutu sampai udara. Itu sebabnya kita semua mesti siaga.

Menjaga jarak dan waspada, menerapkan gaya hidup sehat dan bersih, pembatasan fisik dan sosial bukan hal baru. Sejarah mencatat itu lumrah dilakukan sejak dulu. Jadi, jangan keras kepala jika disuruh jaga jarak dulu sampai nanti waktunya COVID-19 mereda dan vaksinnya telah ditemukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *