Kemunculan Orca di Perairan Anambas Diduga Pengaruh Iklim Global

Kemunculan Orca di Perairan Anambas Diduga Pengaruh Iklim Global

Hal ini lagi didukung pemerintah melalui Perpres No 56 tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pengelolaan Terpadu Taman Nasional dan Kawasan Perairan Nasional Tahun 2018-2025.[penci_related_posts title=”Baca Juga” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”cat” orderby=”random”]

Sementara itu, Kepala LKKPN Pekanbaru Fajar Kurniawan menyampaikan ke depan, pihaknya akan membuat knowledge spasial seluruh informasi dan laporan masyarakat yang telah terverifikasi, dan memberikan sertifikat penghargaan terhadap Nelayan Desa Tarempa Timur Aldi Pratama atas perannya dalam memberikan knowledge dan informasi yang berhubungan dengan kelautan dan perikanan.

“Kami akan segera spasialkan knowledge dan informasi laporan masyarakat terkait konservasi yang telah terverifikasi. Khusus atas informasi yang disampaikan oleh Saudara Aldi, kami sangat apresiasi atas kontribusinya memperkaya informasi konservasi di TWP Anambas dan akan menyampaikan penghargaan dalam waktu dekat,” jelasnya.

Diketahui, orca atau disebut lagi paus pembunuh merupakan jenis mamalia laut yang masih berkerabat dengan lumba-lumba dalam keluarga Delphinidae. Hewan berwarna hitam-putih ini tumbuh hingga mencapai 9,eight meter dengan berat 11 ton. Saat ini orca masih masuk dalam kategori Information Poor (DD; Informasi Kurang) dalam daftar merah Worldwide Union of Conservation Nature (IUCN).

Orca banyak ditemukan pada perairan yang lebih dingin. Namun, kemunculan orca di Indonesia sempat tercatat di beberapa lokasi lainnya, seperti di Bone Bolango, Gorontalo, pada 2019; Maratua, Kalimantan Timur, pada 2018; Selat Makassar pada 2014; serta terlihat per tahun di Bali, Maluku, Papua (Kabupaten Raja Ampat), dan Nusa Tenggara (Laut Sawu).

Kemunculan Orca Akibat Pengaruh Iklim International

Salah satu peneliti di Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP menduga pengaruh iklim world menyebabkan orca mengalami disorientasi. Selain itu, perairan Indonesia diketahui memiliki kelimpahan sumber daya ikan sehingga membuat orca bermigrasi untuk mencari makan ke perairan tropis. Kejadian perilaku orca mencari makan di perairan Indonesia lagi tercatat pada penelitian yang berlokasi di Laut Sawu pada Juli dan Desember 2019.

Dari sudut pandang oseanografi, Widodo Pranowo, peneliti bidang oseanografi BRSDM KKP, menjelaskan ikan yang menjadi mangsa orca memerlukan daya dukung hidup, seperti plankton yang melimpah. Namun konsentrasi klorofil sesaat Laut Kepulauan Anambas pada 1-6 April 2020 diprediksi hanya sekitar 0,2 hingga 0,Four miligram per meter kubik. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi klorofil secara realitas di perairan Laut Anambas hanya menyediakan 20 persen dari teori yang ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *