Cerita Pelecehan Bermodus Tugas Anatomi Viral Lagi di Twitter

Cerita Pelecehan Bermodus Tugas Anatomi Viral Lagi di Twitter

Pelecehan seksual bermodus tugas anatomi pernah viral di Twitter. Kisah serupa viral lagi akhir pekan ini.

Di Twitter, lagi ramai cerita soal pelecehan seksual bermodus penelitian atau tugas anatomi. Tweetnya berupa slide chat korban menceritakan pelecehan yang dialaminya.

Modusnya adalah, tiba-tiba dihubungi lewat Line dari seseorang yang dikenal. Lalu orang itu usai berbasa-basi sopan, mengatakan sedang ada tugas pelajaran anatomi. Dia lantas meminta korban foto telanjang.

Usai kejadian itu, barulah si korban menyadari pelaku memakai akun Line orang lain atau berpura-pura menjadi orang yang dikenal korban. Cerita terbaru di-tweet akun @ariandhka, namun tidak dijelaskan ini kisah siapa.

Tweet ini rupanya viral dengan 7.700 retweet dan 24.600 likes seperti saat dilihat, Minggu (19/4/2020). Banyak netizen prihatin dengan kejadian ini, atau ada pula yang berbagi pengalaman serupa.

Pelecehan seksual dengan modus semacam ini pernah viral juga di Twitter pada Januari 2019. Terlepas dari apakah cerita kali ini benar atau mencari sensasi, banyaknya reaksi netizen menunjukkan kalau isu pelecehan seksual di internet menjadi perhatian penting.

“Netizen memang harus memiliki kontrol batasan moral yang baik mana yang baik mana yang kurang baik. Sebenarnya tidak berbeda dengan di dunia nyata,” kata pakar internet security dari Vaksincom Alfons Tanujaya.

Alfons mengingatkan sebuah pameo, ‘Sekali ada di web, selamanya ada di sana’. Untuk itu, sikap waspada dan curiga perlu dimiliki lagi oleh netizen untuk menghindari modus pelecehan seksual bermodus minta foto telanjang.

“Kalau sudah melanggar norma dan menyangkut pornografi, itu harus ditolak dengan tegas,” ujarnya.

Menurut Alfons, selain modus pelecehan, netizen pula mesti hati-hati dengan ketidaksengajaan posting di media sosial. Misalnya aplikasi Tiktok yang memposting orang yang telanjang baru selesai mandi. Sekali tersebar, itu tidak dapat dicegah lagi.

“Karena itu orangtua yang memiliki anak yang bermain-main dengan kamera harap perhatikan untuk terhindar dari insiden-insiden seperti ini,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *