5 Fakta Penularan Virus Corona pada Balita dan Anak-anak

5 Fakta Penularan Virus Corona pada Balita dan Anak-anak

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengumumkan ada satu pasien yang dinyatakan positif mengidap virus corona COVID-19. Satu pasien itu merupakan balita berusia tiga tahun, dirawat di RSUP Dr Sardjito.

“Ya betul, satu (positif) anak-anak,” kata Sultan di Gedung Pracimasono Kompleks Kepatihan, Minggu (15/3/2020).

Virus corona memang menyerang semua umur. Namun samakah gejala virus corona COVID-19 yang terjadi pada anak dengan orang dewasa? Berikut faktanya.

1. Samakah gejala yang terjadi pada anak-anak dengan orang dewasa?

Berdasarkan knowledge yang pernah dibagikan dr Miza Dito Afrizal, SpA, BMedSci, MKes, dari RSIA Tumbuh Kembang, menurut The New England Journal of Drugs (NEJM), anak-anak di China yang terinfeksi virus corona COVID-19 hanya mengalami gejala ringan seperti batuk dan pilek. Sedangkan untuk kasus yang mengalami gejala berat seperti sesak napas angkanya sangat rendah.

2. Bisakah gejala virus corona pada anak-anak dibedakan dari gejala flu biasa?

Menurut dr Miza, gejala ringan virus corona yang terjadi pada anak-anak dengan gejala flu tidak dapat dibedakan, karena memiliki gejala yang sama seperti batuk dan pilek.

“Tidak bisa dibedakan, gejala batuk dan pilek pada virus corona COVID-19 sama persis dengan gejala influenza,” ujar dr Miza saat dihubungi beberapa waktu lalu.

3. Bagaimana cara mencegah virus corona pada anak-anak?
Menurut dr Miza cara mencegah agar anak tak tertular virus corona sama dengan orang dewasa, yaitu dengan mencuci tangan dan menjauhi orang dalam keadaan sakit.

“Cara pencegahan anak-anak dan dewasa sama saja, seperti menjaga kebersihan, rajin cuci tangan, dan menjauhi orang yang sedang batuk atau pilek,” jelasnya.

4. Benarkah virus corona jarang menyerang anak-anak?

dr Syahrizal Syarif, MPH, PhD, dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) sempat menjelaskan masyarakat apalagi anak muda tak perlu terlalu khawatir menanggapi kemunculan kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia. Menurutnya, kasus pada anak muda sampai saat ini terbilang sedikit, dan tidak ada laporan kasus meninggal.

“Misalnya ada sekitar 100 orang (yang terkena COVID-19), hanya 16 orang yang membutuhkan perawatan serius. Dan mereka yang meninggal adalah usia lanjut dengan ada penyakit jantung sebelumnya, mempunyai penyakit-penyakit kronis lain (sebelumnya),” jelasnya saat ditemui di Gedung Mochtar, Universitas Indonesia, Selasa (3/3/2020).

5. Kenapa virus corona lebih ‘jinak’ ke anak-anak?

Meski tidak diketahui pasti kenapa anak-anak jarang tertular virus corona. Namun sejak lama, para ilmuwan menemukan pola serupa termasuk pada penyakit cacar air (chickenpox) dan campak (measles). Bahkan, pola yang sama lagi ditemukan pada wabah SARS (Extreme Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) yang sama-sama disebabkan oleh keluarga virus corona.

“Kami tidak memahami sepenuhnya fenomena tersebut. Mungkin karena perbedaan respons imun pada anak dibanding pada dewasa,” kata Dr Andrew Pavia dari University of Utah, dikutip dari Livescience.

“Salah satu hipotesis menyebut respons imun bawaan, yaitu respons awal yang ditujukan pada kelompok patogen, cenderung lebih aktif,” lanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *