Para tersangka yang diamankan dalam penggerebekan pabrik sabu di Pasuruan belajar membuat sabu dari berbagai seminar dan sosialisasi pemberantasan narkotika. Mereka menyaring materi dari kegiatan-kegiatan yang diikuti hingga bisa memproduksi sabu.
“Hasil penyidikan, pelaku justru belajar dari seminar-seminar yang dilakukan oleh badan-badan, ya ada BNN melakukan sosialisasi tentang prekursor-prekursor terus kemudian ada seminar-seminar dari beberapa universitas yang dilaksanakan sebenarnya dalam rangka penanggulangan terhadap bahaya narkoba,” kata Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Rifto Himawan, Senin (17/2/2020).
Hal itu disampaikan Rofiq saat rilis yang dilakukan di depan rumah yang dijadikan pabrik sabu. Yakni Hunian Alam Sejahtera No 45, Taman Dayu, Desa Ketan Ireng, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.
“Memang ada pisau yang berjalan bersamaan, ketika manusia punya motivasi dari sisi negatifnya ya akan berkembang ke sana. Kalau yang sisi positif dioptimalkan saya rasa justru sangat positif.
“Kegiatan seminar dan sosialisasi itu sebenarnya lebih mempermudahkan masyarakat memahami indikasi bahwa di situ ada kegiatan penyalahgunaan narkoba, indikasi bahwa di situ ada proses produksi narkoba,” terangnya.
Rofiq menjelaskan dari ilmu yang didapat dari seminar dan sosialisasi, para tersangka kemudian memproduksi sabu. “Mereka mendapatkan bahan secara offline dan online,” pungkas Rofiq.
Polisi menggerebek pabrik sabu yang berada di sebuah rumah di Hunian Alam Sejahtera No 45, Taman Dayu, Desa Ketan Ireng, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Penggerebekan rumah dilakukan Senin (10/2) sekitar pukul 05.00 WIB.
Penggerebekan bermula dari pengembangan penangkapan pengguna sabu sekaligus bandar dua hari sebelumya. Dari penggerebekan ini 7 orang tersangka diamankan, dimana terdapat oknum advokat, anggota LSM dan wartawan.
7 orang yang diamankan terdiri dari 4 pengedar, 1 penyuplai bahan dan 2 pembuat sabu. Selain itu berbagai jenis prekursor dan peralatan juga diamankan. Sabu Siap edar seberat 20,39 gram juga disita polisi.