20 Pasangan Pengantin Tertipu WO di Cianjur

20 Pasangan Pengantin Tertipu WO di Cianjur

Kasus dugaan penipuan oleh jasa penyelenggara pernikahan atau wedding organizer (WO) terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Korbannya mencapai lebih dari 20 orang. Kerugian pun ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Para korban, yang merupakan warga Cianjur, mulanya terpikat menggunakan jasa WO dari Highlevel lantaran promosi menggiurkan via Instagram. Setelah menjalin komunikasi dengan BJM, pemilik WO Highlevel, korban diiming-imingi banyak potongan harga dalam setiap paketnya, mulai dari diskon katering, dekorasi, tata rias, hingga jasa fotografer.

Gelar Jagat Raya (24), salah satu korban, mengatakan, mengisahkan awal berkomunikasi dengan BJM. Gelar disambut ramah dan ditawarkan banyak paket untuk resepsi pernikahannya dengan Febiana Ramadhani Putri (24) pada 3 Agustus 2019.

Untuk dekorasi, tata rias, dan katering, pihak WO itu menawarkan paket sebesar Rp 60 juta dengan diskon sebesar 50 persen jika memberikan uang DP di hari tersebut. “Jadi modusnya itu sama pada setiap korban, bilangnya ada promo yang berlaku hanya di hari itu. Diskonnya besar, hingga 50 persen. Dengan syarat DP setengahnya,” kata Gelar saat ditemui dalam pertemuan para korban WO di rumahnya, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (15/2/2020).

“Siapa yang tidak tergiur dengan promo murah tersebut. Apalagi sebelumnya WO punya catatan yang masih bagus,” ucapnya menambahkan.

Namun, komunikasinya dengan pihak WO mulai sulit setelah melunasi biaya penyelenggaraan pesta pernikahannya di Bogor. Bahkan di hari kedua sebelum pernikahan, pihak WO tak bisa dihubungi. Lalu pada malam sebelum resepsi di gedung pernikahan hanya ada sebuah papan yang dipasang di belakang kursi pelaminan.

“Malamnya itu sempat bingung, sementara pernikahan tinggal besoknya. Untung saja dari keluarga ada yang punya kenalan WO di Bogor, langsung komunikasi dan dipasang dekorasi serta katering seadanya. Resepsi pernikahan jadinya tidak sesuai ekspektasi, padahal ini sudah direncanakan sejak lama,” tutur Gelar.

Ceritanya soal menjadi korban penipuan WO pun sempat diumumkan lewat akun media sosialnya. Curhatan itu ternyata memancing respons dari beberapa pasangan yang mengaku menjadi korban pihak WO Highlevel.

Dia pun sampai membuat grup WhatsApp (WA) khusus korban WO Highlevel dan tercatat ada lebih dari 20 orang yang menjadi korban, termasuk beberapa vendor. Para korban sebagian besar sudah menggelar resepsi dengan seadanya, dan terdata ada dua pasangan yang akan menggelar pernikahan dalam waktu dekat.

“Ada yang sudah resepsi dan ada yang mau resepsi dalam waktu dekat. Yang sudah resepsi tentu kecewa karena di momen sekali seumur hidupnya tidak berjalan sesuai harapan. Untuk yang bakal menggelar resepsi, tidak mendapatkan kejelasan. Tapi mereka sudah mulai mencari rencana baru dan menggunakan jasa WO lain agar pernikahannya tetap berjalan lancar,” ujar Gelar.

Gelar mengaku sudah melaporkan dugaan penipuan tersebut kepada polisi. Namun hingga kini belum ada kejelasan. Rencananya dalam waktu dekat para korban mendatangi Polres Cianjur untuk menanyakan kejelasan kasus tersebut.

“Yang sudah melapor mau tanya sudah sejauh mana tindakan polisi. Dan yang belum, kami temani untuk turut melaporkan,” kata Gelar.

Dia mengaku khawatir ada korban lain dari ulah WO tersebut “Kalau tidak segera diproses hukum dan ditangkap, kasihan nanti akan lebih banyak korban,” ucapnya.

Gelar menaksir kerugian para korban mencapai ratusan juta rupiah. Mengingat satu korban tertipu antara Rp 20 juta hingga paling besar Rp 100 juta. “Dikalikan saja ada lebih dari 20 orang. Kalau semuanya dirata-ratakan tertipu Rp 30 juta saja sudah mencapai Rp 600 juta kerugian keseluruhannya,” kata Gelar.

Ayang Teni (48), orang tua dari korban lainnya, mengaku karena penipuan tersebut, dia harus mengeluarkan uang ekstra untuk mengelar pernikahan anaknya. Dari yang awalnya dana hanya di antara Rp 40 juta – Rp 50 juta, dia harus menghabiskan uang lebih dari Rp 115 juta.

“Kan jadi double keluar uangnya, Rp 30 juta yang tertipu oleh WO dan biaya lagi untuk menggunakan jasa WO yang baru,” ucap Ayang.

Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Niki Ramdhany mengaku belum menerima laporan terkait adanya penipuan WO di Cianjur. “Belum, belum tahu saya. Belum ada laporan,” ujar Niki saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *