Ketika Ambisi Mengalahkan Akal Sehat

Ketika Ambisi Mengalahkan Akal Sehat

Disini saya mau merefleksikan pengalaman hidup saya mengenai perjalanan “anak muda” yang ingin berjuang demi suatu kemenangan, tetapi realistis!

Saya, bingung juga dengan manusia sekarang. Kita semua sadar akan adanya persaingan, adanya pertarungan dalam hidup.

Menurut saya, yang membuat kita bisa bertahan adalah orang-orang di sebelah kita. Orang-orang yang sangat mengerti sama kita..

Tetapi, seringkali justru orang terdekat yang sangat mengerti kita, yang membuat kita merasa tidak nyaman. Mereka bisa menjadi serigala berbulu domba atau lebih lagi yaitu bertindak seenaknya.

Maksudnya begini, orang-orang tersebut ketika butuh dengan apa kemampuan kita, apa yang kita miliki mereka akan mati-matian forced dan mendukung kita.

Tetapi seringkali saat keadaan kita kurang memungkinkan untuk bertindak sesuatu yang mereka anggap “baik” kita pun hanya akan menjadi “musuh” bagi mereka.

Disini saya mengatakan, berhati-hatilah memilih teman Teman yang baik adalah teman yang mengerti keadaan kita.

Mendukung kita apapun keadaan kita. Percaya bahwa kita akan melakukan yang terbaik, dan yang terutama tetap di sisi kita walaupun keadaan tidak berjalan sesuai dengan rencana.

Dari peristiwa ini saya belajar 1 hal: Manusia itu egois!, mereka hanya mau berpikir menurut akal mereka tanpa mau berpikir menurut akal sehat..

Hidup mengajarkan kita untuk tidak menyerah. Ada quote mengatakan “Jika hidup memberikanmu 100 alasan untuk membuatmu menyerah, maka tunjukkan bahwa engkau memiliki 1000 alasan untuk tetap hidup”

Jadi, belajarlah dari apapun yang disharingkan disini. Saya tidak ingin menyindir siapapun atau menjadi lembek dengan menulis disini.

Saya cuma ingin mengatakan, ada hal-hal yang manusia sudah usahakan, tetapi tidak berhasil.

Jangan menyudutkan orang! Pandanglah diri kita terlebih dahulu..
Jangan ketika orang berbuat sesuatu yang baik, kita menyenangi orang tersebut, sementara ketika orang tersebut tidak dapat memberikan apa yang kita mau, kita menjauhinya.

MENJADI TUA ITU PASTI, MENJADI DEWASA ITU PILIHAN

Hanya ingin menyampaikan bahwa pembelajaran tentang hidup itu adalah yang paling sulit.

Saya bersyukur pernah mengenal orang-orang yang pernah menyakiti saya, karena dari situ saya belajar mengampuni.

Bersyukur mengenal orang yang mengkhianati saya karena disitu saya belajar untuk setia.

Bersyukur mengenal orang-orang yang cuma ingin “baik”nya dari saya saja, karena disitu saya belajar.

REDAKSI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *