Papua Berikan 240 Kg Emas Untuk Freeport Setiap Hari, Papua Dapat Apa?

Papua Berikan 240 Kg Emas Untuk Freeport Setiap Hari, Papua Dapat Apa?

Sejak 1973 PT Freeport Indonesia (PTFI) beroperasi di Papua. Selama 52 tahun berdiri, sudah begitu banyak tambang yang diberikan Papua kepada perusahaan PTFI.

Menurut catatan, setiap harinya Freeport bisa mendapatkan 240 Kg emas dari tanah Papua.

PTFI memiliki tambang tembaga dan emas bawah tanah terbesar di dunia.

Data PTFI, pada 2018 Freeport memproduksi 6.605 ton konsentrat perhari.

Konsentrat adalah pasir olahan dari batuan tambang (ore) yang mengandung emas dan perak. Setiap konsentrat 26,5 persen adalah tembaga, setiap ton konsentrat mengandung 39,34 gram emas dan 70, 37 gram perak.

Diperkirakan, hingga 2052 PTFI masih ada cadangan tembaga dan emas di bawahnya sekitar 2 miliar ton.
Dengan hasil yang luar biasa itu, apa yang sudah Freeport berikan untuk tanah Papua?

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengklaim, selama 52 tahun berdiri, sudah banyak yang diberikan Freeport kepada orang-orang Papua.

Dalam acara Indonesia Millennial Summit, Tony mengulas divestasi saham dengan pemerintah. Ia menyebut 51 persen saham PTFI sudah dimiliki Indonesia.

“Kalau kita bicara Freeport, perlu saya sampaikan mumpung di hadapan kaum milenial ini, adalah bahwa Freeport Indonesia sejak 21 Desember 2018 itu 51% sudah dimiliki oleh Indonesia. itu sudah resmi lunas dibayar, gak ada nyinyir-nyinyir lagi, udah selesai dan sudah berlangsung selama setahun,” ujarnya.

PTFI juga ikut dalam pembangunan tanah Papua. Baik pembangunan pembangunan infrastruktur maupun pembangunan manusia dan ekonomi.

“Keberadaan kita (Freeport) di sana memberikan kontribusi untuk Papua. Memberikan PDRB Papua 48 persen untuk provinsi, dan kabupaten mimika 94 persen. PDRB-nya dari kegiatan ekonomi di Freeport,” ulas Tony.

Sebelum ada Freeport, Tony menyebut di Papua tak ada satu pun infrastruktur.

“Pada saat Freeport baru operasi di Papua, 1967 dan produksi 1973, itu tidak ada apa-apa di sana. Tidak ada satu pun infrastruktur. Jadi memang harus kita bangun dan memang kita bangun bukan hanya untuk kepentingan perusahaan tapi juga untuk kepentingan masyarakat,” terangnya.

Dia memberikan contoh pembangunan Bandara Mimika. Selain itu dia menyebut, lebih dari 3.000 rumah, jembatan, dan berbagai fasilitas umum sudah dibangun PTFI untuk warga Papua.

“Tahun lalu juga kita selesai bangun komplek olahraga yang namanya Mimika sport kompleks. Itu merupakan stadion olahraga atletik, salah satu yang terbagus. Nanti diserahkan ke pemerintah dalam rangka PON di Papua 2020,” urainya.

PTFI juga memandang perlu pembangunan manusia. Karena itu, PTFI juga membangun 1 rumah sakit dan 5 klinik untuk masyarakat Papua.

“Untuk masyarakat suku-suku di kabupaten Mimika agar bisa berobat gratis,” urainya.

Puluhan sekolah dari SD sampai SMA juga telah dibangun. Selain itu, PTFI juga rajin menghelat vocational of training yang sejauh ini sudah melibatkan sekitar 4.000 masyarakat asli Papua.

Dari jumlah itu, 3.000 di antaranya langsung dipekerjakan sebagai karyawan PTFI. Kini, dia menyebut, 40% karyawan PTFI adalah anak asli Papua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *