BOMA Jabar Beri Gelar Ridwan Kamil ‘Lalaki Langit Lalanang Jagat’

BOMA Jabar Beri Gelar Ridwan Kamil ‘Lalaki Langit Lalanang Jagat’

Ridwan Kamil Gubernur Jabar pada Selasa, 24 Desember 2019 di Kawasan Eko Wisata dan Budaya Alam Santosa di Pasir Impun, Cimenyan, Kabupaten Bandung, dianugerahi gelar khusus dari BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jabar.

‘Sapuk (setuju), hari ini menerima anugerah gelar. Para olot (tetua adat) memberi gelar khusus ‘Lalaki Langit Lalanang Jagat’. Beliau tadi menerimanya dengan sepenuh hati,” kata Eka Santosa, Duta Sawala BOMA Jabar sambil menjelaskan makna anugerah gelar tadi sebagai pria yang berwawasan luas dan mendalam serta bijak – “Bila perlu kata para olot (tetua adat) tadi, ini sebagai bekal penguatan bila Kang Emil akan menuju ke RI Satu pada 2024”.

Hadir pada proses penganugerahan ini sedikitnya 15 Kasepuhan Masyarakat Adat yang tergabung pada BOMA Jabar, di antaranya Plh. Sekda Jabar, Daud Achmad; Dedi Taufik,Kadisparbud Jabar; Engkus Sutisna, Kadispora Jabar; Komarudin, Administratur Perhutani KPH Bandung Utara; Kol. Inf. Asep Rahman Taufik, Dansektor 22 Satgas Citarum Harum; budayawan dan politisi Uu Rukmana, serta tokoh-tokoh lainnya.

Pantauan redaksi, selama penganugerahan ini Ridwan Kamil terlihat khidmad dan bungah mengikutinya :”Saya menerimanya, dengan senang hati, sekaligus sebagai amanah untuk mengemban pesan dari simbol ini. Terpenting bagi saya, bagaimana kita mensejahterakan masyarakat”.

Ridwan Kamil yang hari itu secara simbolis dikenakan iket (tutup kepala) khas dari olot-olot (tetua) BOMA Jabar, ketika ditanya kemungkinannya penganugerahan ini sebagai peguatan dirinya untuk bertarung di Pilpres 2024?

“Wah, masih terlalu jauh. Ini kan sebagai dorongan dari para olot. Semua ini sebagai dorongan dan apresiasi untuk kita semua. Terpenting, saat ini marilah kita bangun secara bersama-sama, mensejahterakan warga Jabar. Ya, juara lahir bathin yang harus kita capai.”

Pada pihak lain, salah satu olot BOMA Jabar yang sempat berdialog dengan Ridwan Kamil pada penganugerahan ini yakni Wa Ugis Suganda (68), dari Kampung Adat Cipta Gelar, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, merasa tercerahkan atas interaksi tadi.

“Saya tadi mengajukan agar ada peninjauan status wilayah adat oleh pemerintah (kabupaten/provinsi). Sedikitnya ada SK Bupati atau Pergub sebagai bentuk pengakuan keberadaan masyarakat adat beserta hak-hak tradisionalnya. Selama ini hak-hak tersebut secara de fakto sudah ada, pelayanan publik (SD, Puskesmas, dll. Sayangnya, secara yuridis dalam konteks kewarganegaraan secara utuh, masihlah belum bulat terpenuhi,” tuturnya yang melalui pertemuan ini:”Tadi Pak Gubernur, sangat terbuka untuk penyempurnaan hubungan warga adat dan pemerintah.”

Bagi Febiani, Kabid Kebudayaan Disparbud Jabar, dari acara ini telah diagendakan pertemuan lanjutan. “Ya, tujuannya demi memahami lebih lanjut eksistensi dan pengembangan masyarakat adat Jawa Barat. Setelah didalami, ternyata masih banyak yang dapat kita kembangkan untuk pengembangan identitas bangsa.” (HS/MG)   

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *