Para Pelatih Inggris Akhirnya Paham Kelemahan Pemain Indonesia

Para Pelatih Inggris Akhirnya Paham Kelemahan Pemain IndonesiaKomunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah kerja tim. Timo Scheunemann, pelatih asal Jerman, mengulas sejumlah kelemahan dasar para pemain Indonesia.[penci_related_posts title=”You Might Be Interested In” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”cat” orderby=”random”]

Kelemahan itu baru terendus oleh para pelatih dalam program Garuda Select di Inggris.

Garuda Select sudah berjalan dalam dua tahap. Tahap pertama berlangsung pada Januari-Mei 2019 dan yang kedua pada Oktober 2019-April 2020.

Selama hampir dua bulan berjalannya program Garuda Select tahap II, Timo, yang kini menjadi penerjemah teknis dalam program tersebut, menyebut para pemain lebih ditekankan mengenai cara bertahan yang benar.

Program Garuda Select di bawah arahan dua mantan pemain timnas Inggris, yakni Dennis Wise selaku direktur teknik dan Des Walker selaku pelatih kepala.

“Secara spesifik, yang ditekankan adalah cara bertahan sebagai sebuah kesatuan. Pemain yang menekan lawan secara individu tanpa bantuan teman-temannya dihukum oleh Des Walker dengan cara membiarkan pemain tersebut bertahan sendirian,” tulis Timo, dalam keterangannya, Minggu (15/12).

“Tentu saja pemain tersebut menjadi bulan-bulanan dan tidak mampu merebut bola,” katanya lagi.

Wise dan Walker bertujuan menekankan pemahaman pada para pemain bahwa sepak bola adalah permainan tim. Jadi, menyerang harus dilakukan bersama-sama, bertahan juga demikian, terang Timo.

Pada tahap inilah Timo menyebut ada salah satu kelemahan dasar para pemain Indonesia yang terlihat jelas.

“Di sini kelemahan pemain kita jelas terlihat, dari jenjang SSB sampai timnas sama saja, miskin komunikasi. Bukan hanya bicara, Des Walker sering sekali memberikan contoh,” tutur Timo.

Menurut Timo, Walker adalah tipe pelatih yang aktif. Bek andalan timnas Inggris saat Piala Dunia 1990 itu juga mengajarkan bahwa berkomunikasi bukan sekedar teriak “hei” atau menyebut nama rekan setim, tetapi harus konstruktif dan berisikan komando yang jelas.

“Tekan lawan ke garis”, misalnya, atau “Drop, jangan (tekan) dulu”. Pemain yang berada di belakang memberikan komando bagi pemain di depannya mengingat ia memiliki pandangan yang lebih luas tentang situasi di lapangan,” ulas Timo.

Garuda Select merupakan Program Akselerasi Pengembangan Bakat kerja sama antara PSSI dan Mola TV.

Tujuan utama Program Garuda Select bukan untuk membentuk sebuah tim, tetapi untuk menanamkan profesionalisme dalam bakat-bakat terbaik Indonesia, agar mereka bisa berkembang dalam dunia sepakbola profesional baik di dalam maupun di luar negeri.

Di setiap musim tim teknis Garuda Select memilih 24 bakat terbaik Indonesia untuk ditempa secara intensif di Eropa, mengejar segala ketinggalan mereka baik dari sisi mental, fisik, teknik, ataupun taktik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed