Ekspor Kopi Indonesia Turun, Apa Sebabnya?

Ekspor Kopi Indonesia Turun, Apa Sebabnya? Gabungan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) mengatakan, terjadi penurunan ekspor kopi karena adanya kenaikan konsumsi dalam negeri.

“Jadi harga pembelian dalam negeri ini lebih tinggi dibandingkan pembelian luar negeri, ini sebenarnya kabar baik untuk para petani kopi,” kata Ketua GAEKI Hutama Sugandhi di Indonesia Trade Expo 2019 di Serpong Jumat (18/10/2019) Berbeda dengan tahun sebelumnya, di tahun 2018 angka ekspor kopi Indonesia menurun diakibatkan keadaan di perkebunan kopi yang kurang baik sehingga angka impor pun naik.

Mulai dari Seharga Secangkir Kopi Berdasarkan catatan GAEKI di tahun 2018 Indonesia hanya mengekspor 278.000 ton kopi biji dan mengimpor 104.000 ton kopi biji.

Sementara untuk tahun ini, hingga Agustus 2019 angka ekspor sudah mencapai 204.000 ton kopi biji dan impor 24.000 ton kopi biji.

“Sekarang ini kan juga bisa dilihat, di mana-mana (dalam negeri) banyak toko-toko kopi kecil, itu juga pengaruh,” ucap Hutama.

Sampai dengan tahun 2018 ekspor kopi biji asal Indonesia masih didominasi ke negara tradisional seperti Amerika Serikat ,Jerman, Jepang, Italia, dan Rusia.

Walaupun ekspor kopi biji ke negara-negara non tradisional (emerging markets) masih rendah tetapi terus meningkat. Untuk ekspor ke negara-negara non tradisional seperti Filipina, Taiwan, China, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Korea Selatan masih didominasi dengan produk-produk kopi instan, kopi sangrai, ekstrakt/essence/konsentrat.

“Walaupun sebenarnya bagus terserap dalam negeri, tapi kita enggak ingin kopi Indonesia itu sampai hilang dari pasar asing, karena kopi Indonesia itu punya ciri khas tersendiri,” ujar Hutama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *