Munculnya 6 Calon Rektor Unpad, Setya Dharma Pelawi Kecewa Berat

Munculnya 6 Calon Rektor Unpad, Setya Dharma Pelawi Kecewa BeratSosok Setya Dharma Pelawi, lulusan Statistik Unpad 1980-an, dan kini dikenal luas sebagai ‘Keluarga Alumni Aktivis Unpad’. Terkait pemilihan rektor Unpad (ulang) 2019 -2024 yang pada akhir September 2019 telah tiba pada tahapan memunculkan 6 calon rektor berdasarkan Keputusan Majelsis Wali Amanat Unpad No. 13/UN6.MWA/KEP/2019 tanggal 20 September 2019, kepada redaksi menyatakan:

“Kecewa besar saya, dugaan kerasnya ini ada unsur kesengajaan untuk menyingkirkan dari klik-klik tertentu. Ya oleh mafia tertentu. Saya rasakan betul adanya mafia ini. Juga keterlibatan orang luar, malah. Dari enam calon ini, tidaklah mungkin Unpad menjadi besar. Apalagi bisa menggapai posisi 500 universitas terbaik dunia, omong kosong itu. Suasana ilmiah, dipastikan nol alias tidak terbangun. Semua ini hanya ingin menguasai Unpad, bukan ingin memajukan Unpad ke dalam suasana yang lebih ilmiah,” ujarnya yang ditemui pada Minggu, 22 September 2019 di salah satu café di bilangan Antapani Kota Bandung.

Lebih jauh Setya Dharma kala ditelisik, faktor paling kuat apa sehingga berani mengatakan ini secara gamblang?

“Coba itu, Anda renungkan dengan baik-baik, pada pilrek Unpad (ulang) ini ada metodologi daring menyeleksi 6 bakal calon rektor dari 9 calon itu. Ya, pakai metoda daring yang melibatkan dosen dan mahasiswa, dan tenaga kependidikan, tapi aku katakan ini metodologi saintifik apa? Aku ini lulusan statistik Unpad, mari berdebat soal metodologi ilmiah ini. Pasti ini salah, tukang becak saja pasti mencibir tahu ada tahapan ‘daring’ ini! Ini semua metoda ngaco. Aku berani berdiskusi dengan doktor-doktor besar (sekali) mengupas metodologi ilmiah mereka. Menurutku ini sifatnya warung kopi banget…”, ujarnya dengan gestur penuh kecewa.

Kembali, Setya Dharma ketika ditanya tentang esensi gugatan yang dilayangkan Prof. Atip Latipulhayat terkait keluarnya Keputusan MWA Nomor 77 yang memutuskan proses pemilihan rektor Unpad (diulang).

“Kata saya, ini proses hukum. Laksanakan dulu sesuai alur gugatan Prof. Atip yang harus dihormati, hingga diketahui hasilnya. Barulah melakukan pemilihan rektor Unpad lagi setelah berkekuatan hukum tetap. Kalau begini caranya, ini pemilihan rektor Unpad yang sekarang ini berjalan, bisa batal demi hukum! Saya kasih tahu ya? Anak SD juga tahulah,” ujarnya sengit menambahkan – “Selesaikan saja dulu gugatan Prof. Atip Latipulhayat…” (HS/MG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed