Blue Bird Keluhkan Kesiapan Charging Port untuk Mobil Listrik

Blue Bird Keluhkan Kesiapan Charging Port untuk Mobil ListrikPada 8 Agustus lalu, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) 55/2019 tentang Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle).

Pemerintah mendorong agar Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) segera terealisasi secara masif. Sayangnya, niat tersebut tampaknya belum didukung infrastruktur pendukung kendaraan listrik. Misalnya ketersediaan charging port atau tempat untuk mengisi ulang baterai. Juga soal kesiapan sumber daya listrik menyuplai tenaga kepada kendaraan dalam jumlah banyak.

Soal itu disampaikan perusahaan jasa taksi terkemuka, PT Blue Bird Group. Blue Bird memang telah meluncurkan penggunaan 30 unit mobil listrik sebagai armada, pada Senin 22 April lalu. Dua model listrik yang digunakan adalah BYD e6 AT dan Tesla Model X 75 D.

“Kesan dari tamu kami positif, cuma waktu kemarin mati lampu (4-5 Agustus), saya diteleponin banyak orang. Mohon maaf pak, call centernya (Blue Bird) diteleponin,” ungkap Direktur Marketing Blue Bird Group, Amelia Nasution, dalam Focus Group Discussion (FGD) mengenai kajian implementasi KBL pasca Perpres 55/2019, di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta, Selasa (27/8).

Amelia mengakui ada rencana Blue Bird untuk menambah jumlah unit KBL. Tetapi kesiapan charging port masih terbatas.

“Kami akan beli banyak mobil listrik, tapi dalam tahap ini kami sudah melihat bagaimana operasional, tidak banyak untuk charging-nya,” tuturnya.

Saat ini charging port untuk KBL tidak tersebar dengan merata. Charging port terbanyak dimiliki perusahaannya sebanyak 12 port.

“Kemarin pengemudi saya nekat pergi antar dari Airport ke Sukabumi. Sampai, tapi di tengah jalan baterai habis. Nekat sih, katanya sampai ke Bogor sudah 18 persen, kan ke Sukabumi macet ya, untung tamu sudah diantar,” kata Amelia.

Dengan terbatasnya charging port, para sopir Blue Bird harus mengantre panjang sebelum beroperasi lagi setelah baterai penuh.

“Jadi bapak-bapak pengemudi harus charging dulu 100 persen, baru kemudian jalan. Saat ini charging port kami partnership dengan Angkasa Pura, BPPT, ada juga di Kuningan, tapi selain itu yang ada hanya Blue Bird sekitar hanya 12 charging port. Pemakaiannya gantian rata-rata 2 sampai 3 jam,” sambungnya.

Blue Bird saat ini sudah menginvestasikan Rp 40 miliar untuk 25 unit BYD dan 5 unit Tesla, termasuk 15 charging port, masing-masing 12 di charging station Blue Bird, tiga lainnya di Kuningan (SPBU Pertamina), Angkasa Pura II, dan di Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi. Satu charging port bernilai sekitar Rp 1 miliar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *