Rencana kunjungan anggota kongres Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Ilhan Omar dan Rashida Tlaib ke Yerusalem dan West Bank pendapat penolakan dari Israel. Ditengarai, penolakan itu terjadi lantaran desakan Presiden AS, Donald Trump.
Omar pun mengkritik Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang dianggap memandang sebelah mata kemampuan anggota kongres wanita untuk menjalankan peran pengawasan.
Ia pun meminta keduanya elite tersebut untuk bisa menjalankan peran pengawasan yang dilakukannya.
“Kami tidak bisa membiarkan Trump dan Netanyahu berhasil menyembunyikan kenyataan kejam pendudukan dari kita,” ujar Omar seperti yang dikutip Al Jazeeraa, Senin (19/8).
Tlaib dari Michigan dan Omar dari Minnesota merupakan dua orang anggota kongres wanita muslim pertama berdarah Pakistan yang sangat vokal terhadap perlakuan Israel terhadap Palestina.
Keduanya berencana mengunjungi Yerusalem dan West Bank yang telah diduduki Israel dalam sebuah tur yang diselenggarakan sebuah kelompok Palestina. Sayangnya, Israel menolak kunjungan tersebut atas desakan Trump.
Jurubicara Gedung Putih, Hogan Gidley merespons kritikan Tlaib dan Michigan bahwa pada dasarnya Amerika tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan pemerintah Israel.
“Israel memiliki hak untuk mencegah orang-orang yang ingin menghancurkannya. Dan permintaan anggota kongres dari Demokrat sia-sia karena tidak dapat mengubah hukum yang telah disahkan Israel untuk melindungi dirinya sendiri,” ujar Gidley.
EDITOR
