Eka Santosa: Kita Belum Merdeka dari Sampah

Eka Santosa: Kita Belum Merdeka dari SampahGerakan Hejo (GH) bersanding dengan BOM (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jabar, menggelar upacara HUT Ke-74 Republik Indonesia di Alam Santosa, Pasir Impun, Kabupaten Bandung, Sabtu pagi (17/8/2019).

Dalam upacara tersebut, Gerakan Hejo memprioritaskan Jawa Barat, khususnnya Bandung Raya, segera terbebas dari masalah sampah yang tak kunjung usai.

”Ini sudah tiba pada tahap darurat sampah di Jawa Barat. Di setiap kota dan kabupaten, tidak ada solusi nyata. Penanganannya, masih sangat primitif hanya dari rumah, ke TPS, lalu TPA. Tiga wilayah ini, tak ada yang beres. In efisiensi ada di mana-mana, ujung-ujungnya ada pembiaran, dan hanya menjadi komoditas politik belaka,” ungkap Ketua Umum DPP Gerakan Hejo Eka Santosa, tatkala menjadi inspektur upacara pada upacara HUT ke-74 RI. Tersurat, Eka yang juga sebagai Sekertaris Jendreal (Duta Sawala) BOMA Jabar.

Dalam upacara yang terasa unik, karena dilakukan secara independen dan kental bernuansa masyarakat adat, Eka Santosa, kepada anggota Gerakan Hejo dan BOMA Jabar di pelosok daerah, menghimbau agar mendorong pemerintah daerah melahirkan kebijakan melalui Perda penanganan sampah secara tuntas.

“Sejatinya, 50% nafas Gerakan Hejo menyoroti regulasi dan kebijakan pemerintah, sambil memberi solusi,” paparnya sambil menambahkan Sadar pula, GH bukanlah pelaksana teknis dalam hal penanganan lingkungan hidup.”

‘Runtah’ Istimewa

Upacara 17-an kali ini menurut Abah Ilin (84), Olot (tetua) dari Kampung Adat Cikondang, Pangalengan, Kabupaten Bandung, pihak yang mewakili BOMA Jabar, menganggapnya sebagai momen istimewa.

“Mau tahu sebabnya? Hari ini kita masih dijajah runtah (sampah). Di mana-mana limbah dan sampah plastik berserakan, tanpa ada penyelesaian,” ucapnya dengan nada cukup lantang.

Sementara itu Wa Ratno, Ketua DPD Gerakan Hejo Garut yang yang hadir bersama rombongannya setuju atas apa yang diungkapkan Eka Santosa dalam konteks peringatan HUT RI ke-74.

“Elemen GH dan BOMA Jabar harus bahu-membahu bersama pemerintah, menanggulangi masalah sampah di masyarakat. Jangan seperti sekarang, semua pihak seperti membiarkan persoalan ini, ditangani masing-masing. Namun kenyataannya, tak kunjung tuntas,” ungkapnya.

Iwan FAGI dan drh. Lia Hollianti, dua aktivis pecinta lingkungan yang ikut bergabung dalam gelaran upacara ini, ketika dimintai opininya tentang guliran tema upacara kali ini, menyatakan persetujuannya.

“Saya dengar GH dengan divisi khusus yang menangani sampah secara khusus di lapangan, sedang menuntaskan karya dan eksebisi (demo) dihadapan beberapa pembuat keputusan di Jabar. Semoga saja, kegiatan ini segera berbuah baik bagi kita semua – persoalan sampah yang masuk kategori darurat, tertangani segera, merdeka dari sampah!” ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *