BRG Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur di Lahan Bekas Kebakaran

Badan Restorasi Gambut (BRG) memprioritaskan pembangunan sekat kanal dan sumur bor di lebih dari 2.6 juta hektar lahan yang menjadi wilayah tugas BRG. Menurut Kepala BRG Nazir Foead, luasan lahan gambut yang menjadi target pembangunan BRG tersebut merupakan wilayah yang pernah terbakar dan yang rawan terbakar.[penci_related_posts title=”You Might Be Interested In” number=”4″ style=”list” align=”none” displayby=”cat” orderby=”random”]

“Rencana ini juga merupakan permintaan Presiden Joko Widodo kepada BRG untuk terus menjaga kebasahan gambut,” katanya saat meninjau lokasi yang rawan kebakaran di Tanjung Jabung Timur, Jambi, Rabu (7/8).

Pada peninjauan tersebut, Nazir yang didampingi Deputi Bidang Kontruksi, Operasi dan Pemeliharaan BRG, Alue Dohong, menyaksikan pembuatan sumur bor dengan kedalaman 36 meter. Proses pembuatan sumur yang dilakukan kelompok masyarakat (pokmas) itu dimulai sejak Selasa (6/8) pukul 18.00 dan tuntas pukul 06.00 keesokannya. Begitu selesai, terlihat sumur bor tersebut kemudian mengeluarkan air tanah dengan kencang.

“Air ini dipakai untuk membasahi lahan gambut yang terbakar beberapa hari lalu dan sudah dikendalikan Satgas gabungan,” ungkap Nazir.

Nazir menjelaskan, pembuatan sumur bor dengan intensif tersebut tersebut merupakan bagian dari Operasi Pembahasan Cepat Gambut Terbakar (OPCGT). Untuk mempercepat operasi ini, menurut rencana pihaknya akan membahasnya dengan Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Jambi dalam rapat koordinasi hari ini. “Ini sekaligus menindaklanjuti perintah Presiden di Istana agar BRG mendukung Pemda dalam upaya penanggulangan kebakaran dan pembasahan gambut,” ujarnya.

Nazir mengungkapkan, berdasarkan laporan TRGD Jambi dan Dinas Kehutanan Jambi yang diterimanya, area gambut yang telah dibangun IPG dalam 2 tahun terakhir masih relatif aman, tidak ada kebakaran. “Ini menunjukkan kelembaban gambut di sekitar IPG dapat menjaga kelembaban tanah sehingga lebih sulit terbakar,” tegasnya.

Terkait dengan pembangunan sekat kanal, pihaknya sudah menginstruksikan agar seluruh IPG (infrastruktur pembasahan gambut seperti sekat kanal dan sumur bor) segera dituntaskan. Titik sebaran tersebut juga dikoordinasikan dengan pihak Pemprov, Pemkab, BPDB, dan Manggala Agni. “Sehingga ketika terjadi kemarau, semua pihak telah mengetahui titik lokasi PIPG tersebut,” ujarnya.[penci_related_posts title=”You Might Be Interested In” number=”4″ style=”grid” align=”none” displayby=”recent_posts” orderby=”random”]

Ia menjelaskan, pada prinsipnya setiap pembangunan 1 sumur bor dengan panjang selang 100m itu akan bisa membasahi gambut seluas 3,1 hektar lahan.
Disebutkan saat ini BRG sudah membangun 11.796 sumur bor, 5.857 sekat kanal, dan 143 titik penimbunan kanal di berbagai daerah yang menjadi target restorasi.

Untuk tahun ini, BRG menargetkan membangun IPG berupa sekat kanal sebanyak 1.160 unit, 2.935 unit sumur bor, 9 unit penimbunan kanal untuk membasahi lahan gambut yang telah terdegradasi. Seluruh fasilitas IPG tersebut akan dibangun di 7 provinsi (Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat, Papua) yang menjadi tanggung jawab kerja BRG dengan menggunakan dana APBN.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed