Rugi Besar, Banyak Bandara Baru Tapi Tiket Pesawatnya Mahal

Rugi Besar, Banyak Bandara Baru Tapi Tiket Pesawatnya MahalMahalnya tiket penerbangan domestik dipastikan tidak menguntungkan sektor perekonomian nasional secara keseluruhan.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Rainier H. Daulay, dalam diskusi Kongkow Bisnis bertajuk “Buka Pintu Untuk Maskapai Asing Solusi Tiket Mahal?” di Hotel Millenium, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (19/6).

“Dampaknya bukan hanya di perhotelan dan restoran, tapi sudah otomatis berdampak ke pusat oleh-oleh sampai perjalanan dinas pegawai negeri karena anggaran dinas dimasukkan satu tahun sebelumnya,” keluhnya.

Yang pasti tingginya harga tiket pesawat berdampak kepada agen perjalanan dan turunannya, termasuk pertumbuhan ekonomi. Situasi itu akan berbalik ke arah pemerintah sendiri. Selain itu, tingginya harga tiket tidak sejalan dengan gencarnya pembangunan bandar udara baru yang dilakukan pemerintah.

“Banyak bandara baru dibangun, kayak di Kertajati dan Yogya, coba cek ada enggak pesawat terbang di sana? Itu rugi besar enggak ada kegiatan. Belum lagi dampaknya ke kegiatan ekonomi yang seharusnya muncul di bandara dan sekitarnya?” lanjutnya.

Tiket yang mahal menyebabkan penurunan jumlah penumpang pesawat. Akhirnya, maskapai rugi karena terus membayar lokasi parkir pesawat yang menganggur.

“Pesawatnya enggak terbang karena berkurangnya jumlah penumpang, sedangkan jumlah pesawat tidak bisa dikurangi karena sudah dibeli. Pesawatnya parkir, menganggur, bayar uang parkir istilahnya,” tutur Rainier.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *