Hantam Tottenham Hotspur 2-0, Liverpool Juara Liga Champions

Hantam Tottenham Hotspur 2-0, Liverpool Juara Liga ChampionsDikenal dengan serangan mereka, Liverpool justru tidak bermain ofensif saat mengalahkan Tottenham Hotspur 2-0 pada final Liga Champions 2018/19, Minggu (2/6) dini hari WIB. The Reds bermain dengan pendekatan untuk jadi juara, bukan demi permainan apik.

Pasukan Jurgen Klopp ini dikenal dengan serangan beringas mereka dalam trio Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino. Tercatat, Liverpool menorehkan 89 gol di Premier League musim ini.

Biar begitu, di partai final Liga Champions tersebut, Liverpool memberikan performa khas Jose Mourinho yang bertujuan untuk meraih trofi. The Reds mencatatkan persentase penguasaan bola paling sedikit kedua dalam sejarah final UCL.

Bermain di Wanda Metropolitano, permainan Liverpool pantas menjadi juara. Virgil van Dijk dan Alisson Becker tampil begitu kukuh, nama pertama bahkan dianugerahi gelar pemain terbaik pada pertandingan tersebut.

Gol cepat Mohamed Salah di menit kedua membuka keunggulan Liverpol. Usai gol tersebut, mereka tidak bermain tergesa-gesa. Liverpool memilih bertahan, membiarkan Tottenham menyerang, lalu mengakhiri pertandingan lewat gol Divock Origi di pengujung laga.

Liverpool jadi juara tanpa mendominasi penguasaan bola, Spurs lebih sering mendapatkan bola dan menggempur Alisson dengan banyak tembakan jarak jauh di ujung laga.

Biar begitu, sepak bola selalu soal gol, bukan penguasaan bola. Alisson membuktikan dirinya sebagai pembelian yang tepat. Dia membuat banyak penyelamatan gemilang, juga Van Dijk yang memblok sejumlah tembakan lawan.

Tercatat, Liverpool berhasil jadi juara hanya dengan 35,4 persen penguasaan bola. Juga clean sheet yang tak bisa diabaikan. Kali ini, pertahanan Liverpool lebih menonjol daripada kekuatan lini serang mereka.

Gaya bermain seperti itu sungguh khas Jose Mourinho, yang dikenal dengan istilah taktik parkir bus.

Persis Mourinho

Belum ada tim yang memenangi final Liga Champions dengan penguasaan bola lebih sedikit dari Inter Milan-nya Jose Mourinho yang mengalahkan Bayern Munchen dengan skor persis 2-0.

Pada malam itu, Inter meraih treble winners lewat dua gol Diego Milito. Mereka hanya mencatatkan 33 persen penguasaan bola, tetapi sudah cukup untuk mengangkat trofi Eropa – juga di Madrid.

Mourinho membawa Inter jadi juara Eropa dengan 33 persen penguasaan bola, dan kini Jurgen Klopp meniru langkahnya: 35,4 persen untuk jadi juara. Seandainya Mourinho yang melatih Liverpool istilah parkir bus jelas bakal jadi topik yang heboh dibahas.

Hanya karena Jurgen Klopp Liverpool terhindar dari stigma tersebut. Liverpool jelas memainkan taktik parkir bus, tetapi entah mengapa kritikus tidak mengecamnya seperti pada kasus Mourinho.

Liverpool jelas tidak memberikan permainan terbaik mereka, juga tidak menyuguhkan gaya khas sepak bola Inggris. Namun, siapa peduli? Yang terpenting adalah jadi juara, seperti yang selalu dikatakan Mourinho.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *