Polisi Terkesan Abaikan Potensi Kegaduhan di Aksi 22 Mei

Polisi Terkesan Abaikan Potensi Kegaduhan di Aksi 22 MeiSikap aparat kepolisian dalam mengamankan aksi 21 dan 22 Mei yang berujung ricuh dipertanyakan Komisi Untuk Orang Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).

Koordinator Kontras, Yati Andriyani mengatakan, seharusnya korps Bhayangkara mengantisipasi agar kerusuhan tak terjadi.

“Sebetulnya pasca tanggal 21 Mei di atas jam 21.30 WIB pihak kepolisian sudah meyakini bahwa ada massa yang berbeda dengan massa yang ada di Bawaslu yang ada di siang hari,” kata Yati di Gedung YLBHI, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (26/5).

Hal itu makin mengecewakan lantaran berdasarkan informasi yang ia terima, aparat kepolisian sudah menduga akan ada massa susulan yang diprediksi rusuh.

“Ini penting sekali, artinya ada suatu petunjuk awal yang cukup jelas diketahui oleh pihak kepolisian. Kami tidak analisa di awal tapi ini adalah fakta yang ingin kami terima dan kami dapatkan,” tuturnya.

Selain itu, tambahnya, kepolisian menyebutkan setidaknya ada 300 sampai 400 orang massa datang dari daerah Tanah Abang. Berdasarkan pemantauan Kontras, sebelum pecah, massa aksi ternyata tidak melakukan hal yang membuat gaduh.

“Artinya ada jeda sebelum peristiwa pecah yang sudah diketahui massa di luar massa aksi di Bawaslu, kemudian juga ada jeda sebelum mereka melakukan kekerasan, nah kami menyebutnya ini sebagai potensi pecahnya insiden yang sebelumnya sudah bisa dibaca oleh pihak keamanan,” tandas Yati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *