Laporan Keuangan Garuda Direkayasa, Menteri BUMN Tak Bertindak

Laporan Keuangan Garuda Direkayasa, Menteri BUMN Tak BertindakEkonom senior Rizal Ramli menyebut laporan keuangan Garuda Indonesia tahun 2018 sangat memalukan dan terindikasi ada rekayasa di dalamnya.

Dalam sebuah diskusi ekonomi yang disiarkan TV One, Rabu (1/5). Rizal mengatakan sempat tertipu oleh Garuda yang mengklaim untung besar di tahun 2018. Bahkan ia sempat memberi selamat kepada Garuda lewat media sosial miliknya,

“Saya cuma merasa ketipu dengan informasi keuntungan ini, dan saya sempat mengucapkan selamat, tapi saya tarik lagi,” kata Rizal dalam acara itu.

Setelah mengetahui ada yang janggal soal laporan keuanga itu, Rizal menilai perlu dicari siapa dibalik ketidakwajaran itu. Menurutnya harus ada yang bertanggung jawab akan rekayasa laporan keuangan yang dilakukan Garuda

“Ini bikin malu, cuma rekayasa, karena siapapun yang pernah kerja di sana tahu pasti ada hal hal yang tidak wajar dilakukan, dan menurut saya direksi dirut keuangan harus bertanggung jawab,” tegas Rizal.

Padahal, menurut Rizal, kinerja Garuda sempat membaik pasca mengakuisisi Maskapai Sriwijaya.

“Mula-mula sahamnya bisa naik, waktu ada kerjasama dengan sriwijaya, karena akan lebih besar market sharenya, tapi pas ada kabar ini jadi rusak. Dan saya berharap ini harus diaudit,” ujarnya.

Rizal berpandangan, saat ini BUMN tidak memiliki cara tepat dalam memperbaiki maskapai Garuda Indonesia. “BUMN itu selalu, overprice, kemahalan, sebetulnya kalau kita lakukan control cross garuda pasti bisa nguntungin,” katanya

Rizal pun menceritakan pengalamannya saat memimpin BUMN, kala itu ia menjabat sebagai Presiden Komisaris Semen Gresik, dimana ia mampu melakukan peningkatan yang sangat signifikan terhadap perusahaan tersebut.

“Waktu saya preskom dari Semen Gresik Group, saya minta supaya cross di kurangai 8 dolar AS per ton, tapi katanya tidak bisa, tapi akhirnya kita kasih penjelaskan dan bisa. Ini kenapa bisa terjadi, karena suplier BUMN itu KKN, jadi ganti aja yang baru, dan kita berhasil. Sehingga dalam waktu dua tahun keuntungan kita naikkan, dari 800 miliar ke 3,2 triliun, empat kalinya, hanya karena kita tekan cost,” ungkapnya.

Selain Semen Gresik, Rizal juga menjelaskan, bagaimana ia terlibat dalam melipatgandakan keuntungan Bank Negara Indonesia (BNI).

“Sama dengan BNI, kita tekan cost, tapi credit kita di atas rata-rata, saya lakukan asset revaluasi, sehingga kredit kita dua kali dari rata-rata nasional. Tahun itu keuntungan BNI 87 persen termasuk paling tinggi dari seluruh bank nasional,” ungkapnya.

Menurut Rizal, saat ini BUMN Indonesia banyak masalah karena tidak mampu menekan cost. Ditambah, lanjut dia, menteri BUMN tidak melakukan apa-apa dalam keadaan seperti ini.

“Gak lakukan apa-apa malah nambahin cost, cost politik dan lainnya. Padahal essensinya kalau cost ditekan BUMN bisa kompetitif,” tutupnya.

Sekadar informasi, laporan keuangan tahunan Garuda Indonesia mendapat sorotan publik. Laporan keuangan tahunan 2018 Garuda tercatat untung, sebesar 809,85 ribu dolar AS, atau sebesar Rp 11,33 miliar. Padahal kinerja di tahun itu relatif kurang.

Akibatnya, laporan itu mendapat penolakan dari dua komisaris Garuda, yakni Chairal Tanjung dan Dony Oskaria. Mereka enggan menandatangani laporan keuangan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed