Jelang Pilpres 2019, ALASKA Minta Pertamina Jelaskan Kebocoran Rp3,9 T

 Jelang Pilpres 2019, ALASKA Minta Pertamina Jelaskan Kebocoran Rp3,9 TMoncer selaku BUMN kelas gajah dengan potensi kekayaan alam melimpah, PT. Pertamina yang mengelola minyak dan gas Indonesia terus mengalami kerugian. Pada tahun 2018, tercatat Pertamina mengalami defisit migas. Pada kuartal III 2018, Pertamina hanya mendapatkan laba sebesar Rp. 5 T. Laba ini jauh dibawah laba pada priode yang sama di tahun 2017 sebesar Rp. 35 T.

Menurut ALASKA (Aliansi Lembaga Analisis Kebijakan dan Anggaran), ini gabungan Lembaga Kaki Publik (Kajian dan Analisis Keterbukaan Informasi Publik), dengan Lembaga CBA (Center for Budget Analysis), mendedarkan alasan jebloknya laba Pertamina karena melemahnya rupiah: “Ini mengada-ada.

Pada akhir tahun 2018, ditengah situasi rupiah yang terus melemah, Pertamina menyebutkan pihaknya tetap mendapat untung, meski harga BBM tidak mengalami perubahan, ” papar Adri Zulpianto, Koord. ALASKA melalui rilisnya ke meja redaksi aksi. co.

Menurut ALASKA pula, Pertamina tidak terbuka terkait alasan-alasan kerugian yang dideritanya. Diketahui, Pertamina punya potensi besar plus penguasaan sumber daya alam dan kran impor yang dikelolanya. Faktanya, kerugian yang diderita Pertamima selama ini, dimata ALASKA terkait pengelolaan anggaran semata karena salah kelola.

Buktinya, ada direksi yang masuk KPK. Kebobrokan ini mengindikasikan, Pertamina masih menjadi sarang koruptor di negeri kita.

Masih soal beberan ALASKA, diluar kerugian itu, menemukan potensi kebocoran anggaran PT. Pertamina sejak 2015 sampai 2018 sebesar Rp.3.9 triliun, dan USD.1.040.981.966. “Munculnya kebocoran menjelang detik-detik Pilpres 2019, terasa sangat aneh dan fantastis,” kata Zulpianto.

Alhasil konsekuasi atas potensi kebocoran ini, Pertamina harus menanggung beban hutang yang berakibat adanya defisit migas dan jebloknya laba.

Niscaya, andai kebocoran ini tidak ditanggulangi, kerugian Pertamina akan terus menumpuk.

Jebloknya laba pertamina, serta begitu besar potensi kebocorannya, ALASKA meminta DPR segera memanggil Direktur Pertamina, Nicke Widyawati segeralah dievaluasi kepemimpinannya, karena dinilai kurang cocok dan bagus.

Ujungnya, ALASKA meminta KPK pun segera memanggil Nicke Widyawati. Panggilan ini terkait, adanya kebocoran anggaran sebesar Rp.3.9 triliun dan USD.1.040.981.966 menjelang Pilpres 2019 ini. (HS/rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *