Indonesia Paling Dermawan di Dunia

Indonesia Paling Dermawan di DuniaDi penghujung tahun 2018, bangsa ini perlu diingatkan kembali sebagai bangsa paling dermawan sedunia. Adalah Charities Aid Foundation (CAF) organisasi internasional yang berpusat Kent, Inggris, yang memposisikan Indonesia sebagai negara nomor satu dalam hal menggalang donasi dan mengerahkan relawan. Dalam laporannya tentang World Giving Index 2018 yang dirilis awal November, Indonesia menempati urutan pertama. Capaian ini merupakan lompatan besar, karena pada tahun 2013, Indonesia masih di peringkat 17, melompat ke posisi 2 tahun 2017 dan kini di tangga teratas.

Kabar yang dulu sempat santer di bulan oktober dan November itu, kembali dikenang oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK, Nyoman Shuida sebagai salah satu prestasi penting dalam perjalanan selama 4 Tahun Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) “Fakta ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia di tahun 2018 semakin peduli dengan persoalan-persoalan yang ada disekitarnya, ini menunjukkan langkah program revolusi mental di tahun 2018 lebih baik, serta diharapkan di tahun Indonesia bisa mempertahankan prestasinya itu,” kata Nyoman Shuida di Jakarta, Senin (31/12/2018)

Seperti yang disebutkan dalam rilis CAF, peringkat World Giving Index (Indeks Perilaku Dermawan) itu mengacu kepada tiga indikator utama, yakni kerelaaan mendonasikan uang, partisipasi sebagai relawan, dan kesediaan membantu orang asing. Menko Puan Menggarisbawahi bahwa trend tersebut berkesesuaian dengan nilai-nilai gerakan revolusi mental.

Menurut Nyoman, adanya kegairahan masyarakat Indonesia untuk menyumbangkan harta (uang) dan tenaga (menjadi relawan) tak lepas pula dari sosialisasi tentang keutamaan nilai-nilai revolusi mental, seperti integritas, gotong royong dan etos kerja terkait tugas-tugas sukarela. Masyarakat semakin rela memberikan donasi karena percaya bahwa uangnya akan ditangani oleh orang-orang yang berintegritas dan dikelola secara terbuka (transparan). Muncul kecenderungan untuk lebih bertanggung jawab dalam mengelola dana masyarakat.

“Kesediaan masyarakat Indonesia untuk menyumbangkan harta maupun tenaga bagi kepentingan di luar diri atau kelompoknya itu sejalan dengan semangat Gerakan Nasional Revolusi Mental,” tutur Nyoman. Tentu saja, menurut Nyoman pula, kecenderungan ini menggembirakan karena sumbangan itu merupakan partisipasi langsung masyarakat untuk ikut serta mengatasi persoalan-persoalan sosial-kemanusiaan.

Lebih lanjut. Nyoman mangatakan bahwa Charity tidak bisa menggantikan peran negara dalam hal penanganan masalah ekologi manusia seperti kemiskinan, kebencanaan, pendidikan, konservasi alam dan sejenisnya. Charity adalah pelengkap bagi intervensi negara dalam persoalan-persoalan tersebut.

“Jika keduanya bersinergi, berbagai masalah sosial-kemanusiaan akan lebih cepat tertanggulangi,” kata Nyoman.

Charities Aid Foundation berdiri 1974 sebagai lembaga yang aktif memfasilitasi gerakan kedermawanan. Sejak 2010 secara reguler CAF merilis laporan tahunan tentang Indeks Perilaku Dermawan dengan mencermati peilaku kedermawanan di 139 negara. Untuk 2018, 10 negara dengan Indeks Perilaku Dermawan tertinggi adalah Indonesia, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Irlandia, Britania Raya, Singapura, Kenya, Myanmar, Bahrain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *