Umat Islam Harus Terus Ikuti Keteladan Nabi Muhammad SAW

Umat Islam Harus Terus Ikuti Keteladan Nabi Muhammad SAWTepat di hari selasa (20/11/18) atau 12 Rabiul Awwal 1440 Hijriah ini, masyarakat muslim Indonesia merayakan maulid nabi (hari lahir Nabi Muhammad SAW) dengan berbagai bentuk tradisi kebudayaan dan kegiatan keagamaan yang pada intinya merefleksikan kembali keteladanan Nabi Muhammad SAW.

Perihal itu, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama, Agus Sartono di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengajak umat Islam Indonesia agar terus mengikuti keteladan nabi Muhammad SAW.

“Mengungkap rasa cinta pada nabi Muhammad SAW yang paling utama adalah kesungguhan mengikuti keteladan Nabi Muhamamd SAW, Keteladan dan pengaruhnya ternyata merevolusi mental manusia,” kata Agus di Jakarta, Senin (19/11)

Lebih lanjut, Guru Besar UGM ini memaparkan terkait keteladan apa saja yang perlu diikuti dan dibutuhkan oleh umat Islam di Indonesia saat ini. Apalagi tambahnya saat ini pemerintah punya program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dengan tiga nilai prinsip utamanya yaitu, integritas, etos kerja dan gotong royong.
Integritas

Integritas adalah identitas dasar yang membentuk karakter kenabian Muhammad, sejak kecilnya, Muhammad dikenal sebagai pribadi yang jujur, bertanggung jawab dan konsisten hingga sebelum diangkat sebagai nabi pun, Muhammad sudah disandingkan gelar “al-Amin” oleh kaumnya yang berarti “Muhammad yang dapat dipercaya.”

Agus mengatakan pula bahwa Integritas adalah bagian keimanan orang yang beragama islam. Tanpa itu, Agus memastikan bahwa keimanan seseorang diragukan, “Malah bisa jadi munafik, ada hadist nabi yang menerangkan ciri-ciri kemunafikan,” tutur Agus pula.
Ketekunan

Tak kalah penting lagi adalah ketekunan Nabi SAW dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Baik sebelum kenabian atau pasca kenabian. Menurut sirah (sejarah) disebut bahwa Muhammad adalah yatim piatu yang diasuh pamannya, sejak belia jadi pengembala kambing lalu menjadi pedagang. Muhammad juga menurut Agus, menikah dengan Khadijah karena ketertarikan khadijah (saudagar kaya dengan status janda) atas karakter unggul yang ada dalam diri muhammad. Salah satunya adalah ketekunan atau etos kerjanya.
Manusia Paripurna

Dalam tradisi peradaban islam, terdapat istilah Insan Kamil yang berarti manusia yang mencapai kesempurnaan karakter (keyakinan, perilaku dan kebahagiaan). Empat sifat kenabian sang nabi yaitu, Sidik, Amanah, Fathonah dan Tabligh menurut Agus pula merupakan suri tauladan ideal bagi masyarakat muslim diperbagai dunia yang mewakili kesempurnaan karakter. “Pengaruhnya (Muhammad SAW) dalam perkembangan sejarah tidak bisa diragukan lagi, memang tepat sekali bila ada yang menyebutnya sebagai the Most Influential Persons in History,”

Ia pula menggarisbawahi bahwa ukuran keunggulan kualitas karakter seseorang itu bisa dilihat dari seberapa tinggi tingkat kepedulian seseorang pada sekitar dan seberapa erat dalam menjaga persaudaraan sesama umat manusia, “Dari situ pengaruh positifnya akan mudah diterima orang lain dan akan jadi panutan bagi yang lain,” pungkas Agus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *