Surakarta Miliki Makna Strategis Bagi Implementasi Gerakan Revolusi Mental

Surakarta Miliki Makna Strategis Bagi Implementasi Gerakan Revolusi MentalKota Surakarta memiliki makna yang strategis dan dapat menjadi contoh bagi kota maupun provinsi lainnya dalam mengimplementasikan Gerakan Nasional Revolusi Mental. Dengan belajar ke Kota Surakarta, diharapkan berbagai daerah lainnya dapat menerapkan dan menghasilkan perubahan yang bermanfaat bagi masyarakatnya.

“Surakarta merupakan kota yang memiliki keragaman budaya dan merupakan contoh yang baik bagi berbagai daerah lainnya untuk mempelajari implementasi dari Gerakan Nasional Revolusi Mental” jelas Fajar Ul Haq anggota Gugus Tugas Nasional Revolusi Mental ketika ditemui di acara Silaturhami Menko PMK dan Penguatan Nilai-Nilai Revolusi Mental di Pendhapi Kota Solo.

Selain keragaman budaya, Surakarta juga memiliki berbagai program yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat. Program-program seperti pembuatan Taman Cerdas dan Sistem pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP) bagi warga dengan usia 17 tahun secara otomatis yang langsung diberikan melalui Pos ke masing-masing warga merupakan implementasi langsung dari Revolusi Mental khususnya Gerakan Indonesia Melayani.

“Dengan adanya program-program ini makan Kota Surakarta merupakan contoh yang sangat baik dalam menggambarkan implementasi Gerakan Indonesia Melayani. Selain sangat inovatif, program-program ini juga sangat bermanfaat bagi masyarakat” ungkap Fajar.

Menurut Fajar, implementasi revolusi mental di Kota Surakarta harus terus dipertahankan. Hal ini menurutnya dapat dicapai apabila terdapat kolaborasi antara masyarakat dengan Aparatur Sipil Negara (ASN). “Saya berharap implementasi revolusi mental di Surakarta dapat dipertahankan. Dengan adanya contoh positif yang diberikan oleh ASN serta inisiatif yang dimiliki oleh masyarakat untuk mengimplementasikan revolusi mental, maka perubahan dapat dengan mudah diimplementasikan dan manfaatnya dapat secara luas dirasakan” jelasnya.

Dalam acara ini, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani juga menyampaikan bantuan sosial yang diberikan pemerintah sebagai komitmen dan kepedulian terhadap kebutuhan dasar masyarakat.

“Jika seluruh program bantuan yang diberikan terbukti dimanfaatkan dengan baik, kami akan tetap berupaya program tersebut bisa diberikan kembali,” pesan Menko PMK.

Pada kesempatan ini, Menko PMK memberikan secara simbolis bantuan kepada para penerima manfaat. Secara keseluruhan bantuan yang diberikan berupa Kartu Indonesia Pintar (500 orang penerima), SK TPG (100 orang guru penerima), bantuan PAUD dan Dikmas, bantuan 500 Kg PMT Ibu Hamil dan 500 Kg PMT Balita, serta bantuan bibit pada 15 kelompok tani.

Di tahun 2018, pemerintah memberikan bantuan sarana pendidikan di Kota Surakarta berupa sarana pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk 11 Sekolah Dasar sebesar Rp. 643.500.000,-sarana pendidikan SMP sebesar Rp. 1.079.139.000,-, dan sarana pendidikan SMA berupa kelas baru, perpustakaan dan peralatan berbasis TIK sebesar Rp. 1.134.255.000,-.

Widodo, salah seorang penerima Tunjangan Profesi Guru (TPG) sangat mengapresiasi langkah Menko PMK yang menurutnya memberikan perhatian yang sangat besar bagi para guru yang memiliki masa pengabdian cukup panjang seperti dirinya yang sudah mengabdi selama 34 tahun sebagai tenaga pengajar di SMK Negeri 2 Surakarta.

“Saya mengucapkan terima kasih dan saya berharap TPG ini bermanfaat bagi kami dan anak didik kami. Dengan adanya TPG ini, sebagai tenaga pengajar kami dapat meningkatkan kompetensi sebagai guru profesi melalui berbagai pelatihan dan juga melengkapi berbagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar” ujar Widodo.

Senada dengan Widodo, salah satu siswa SMA penerima Kartu Indonesia Pintar Muhammad Solikin menjelaskan bahwa pentingnya apresiasi pemerintah terhadap para siswa yang berprestasi. Dengan demikian, para pelajar dapat terus termotivasi untuk memberikan prestasi terbaiknya.

“Saya senang dengan adanya apresiasi dari Menko PMK dan saya berharap apresiasi ini dapat bermanfaat bagi keberlangsungan kami sebagai pelajar untuk terus memberikan sumbangsih dan prestasi dalam memajukan bangsa” jelas Solikin.

Solikin juga berharap agar pemerintah juga memperhatikan implementasi revolusi mental khususnya pada generasi muda. Menurutnya, revolusi mental merupakan kunci pembangunan karakter dan kendali moral yang harus terus diimplementasikan oleh generasi muda. “Maka dari itu, pemerintah harus selalu bersinergi dan memastikan implementasi revolusi mental yang dilakukan oleh generasi muda” pungkasnya.

Hadir dalam acara Silaturhami ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dan Walikota Solo FX. Hadi Rudyatmo, Anggota DPR Bambang Wuryanto dan Alfia Reziani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *