Eka Santosa Bedah Saripati Budaya di Wanoja Jajaka Budaya Jabar 2018

Eka Santosa Bedah Saripati Budaya di Wanoja Jajaka Budaya Jabar 2018Tokoh Jabar Eka Santosa di hadapan 30 peserta karantina Wanoja Jajaka Budaya Jabar 2108, di kediamannya di Kawasan Ekowisata dan Budaya Alam Santosa, Pasir Impun Kabupaten Bandung (19/10/2018),  memberi pengayaan tentang saripati warisan budaya Jawa Barat. Ini dilakukan melanjut setelah ia menjadi juri pada tahapan unjuk kabisa (13/10/2018) beberapa hari lalu di Saung Udjo, Padasuka Kota Bandung.

Pada Jumat itu, Eka sebagai salah satu pemateri menjelaskan, tentang  maksud dan tujuan tempatnya di Kawasan Alam Santosa yang luasnya sekitar 4,5 ha menjadi area pembelajaran bagi siapa pun tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam :

”Lahan ini dulunya kritis alias gundul sering banjir dan longsor. Sejak tahun 2000-an ditanami ratusan ribu tanaman langka, bersama penduduk setempat dan masyarakat adat se Jabar. Kini jadi hutan lebat, sejumlah mata air muncul lagi. Puluhan jenis ikan langka di Tatar Sunda yang nyaris punah, terselamatkan. Ini contoh nyata, beginilah lahan kritis di Jabar harus dihijaukan. Ini salah satu saripati budaya Jabar” papar Eka dengan gestur meyakinkan.

Pelopor Jabar

Sebelumnya dalam proses Karantina Wanoja Jajaka Jabar 2018 (19 – 21/10/2018) di Alam Santosa, yang diselenggarakan oleh Paguyuban Wanoja Jajaka Budaya Jawa Barat untuk yang ke tiga kalinya, Drs. H. Wahyu Iskandar M M Pd, Kabid Kebudayaan Disparbud Jabar, dalam sambutannya berharap para peserta ini dapat menjadi pemuda-pemudi pelopor:

“Tiga hari di Alam Santosa semoga punya bekal cukup untuk menunjukkan lebih mantap menunjukkan siapa  jati diri kita sebagai warga Jabar. Manfaatkanlah sesi karantina ini untuk mengkaji serius aneka warisan budaya bangsa.”

Sementara itu Dudih Sutrisman, Ketua Paguyuban Wanoja Jajaka Budaya Jawa Barat menyatakan pada gelaran kali ini, punya nuansa khusus menjelang grand final pada 27 Oktober 2018 di Gedung Seni & Budaya Sunan Ambu Kota Bandung.

”Tiga hari peserta dikarantina akan dibekali intensif ilmu dan kecakapan baru. Anggaplah ini ‘Candradimuka’ ala Alam Santosa. Secara budaya dan juga lingkungan hidup di tempat ini, pembinaannya terbilang top-lah.”

Lainnya, Rani Pratiwi dan ‘pasangnnya’ Zulfikar Alamsyah selaku Wanoja dan Jajaka Budaya Jawa Barat 2017 mengapresiasi kepada panitia atas pemilihan tempat karantina di Alam Santosa:

“Ini tempat yang tepat, relatif dekat dari perkotaan namun suasananya kental dengan unsur budaya. Peserta bisa berkonsentrasi mengkaji dan mengolah budaya Sunda dengan khusuk,” papar keduanya dengan roman muka yang ramah khas masyarakat Jabar. (HS/MG)   

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *