Kemenko PMK Ajak Pers Ikut Mengoreksi Hoax Dan Hate Speech

Kemenko PMK Ajak Pers Ikut Mengoreksi Hoax Dan Hate SpeechBanjir hoax dan limpasan ujaran kebencian (hate speech) masih melanda medsos (media sosial) di Indonesia. Suasana ini mengundang  keprihatinan Prof. Dr. Agus Sartono, Deputi bidang Pendidikan dan Agama pada Kementerian Koordinator Pembangunan Manausia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Bila hoax dan hate speech ini tidak bisa dikendalikan dikhawatirkan sendi-sendi persatuan nasional akan terganggu. Pers yang kredibel dan berintegritas diharapkan bisa berperan aktif mengurangi hoax dan ujaran kebencian.

‘’Kalau kita memanfaatkannya secara positif, justeru medsos akan membawa kita menjadi bangsa yang kristis, pintar, maju dan berkeadaban,’’ ujar Prof. Agus di kantornya di Jakarta (19/09).

Tarikan dari hiruk pikuknya dunia politik, menyongsong Pilpres dan Pileg 2019, oleh Prof. Agus bisa dipahami penyebab merebaknya hoax dan ujaran kebencian itu. Yang makin membuat guru besar ekonomi UGM itu terkejut adalah fakta bahwa hoax dan ujaran kebencian itu sering pula dibungkus dalam bentuk ceramah keagamaan. ‘’Tindakan mereka mengunggah konten seperti itu sudah keterlaluan,’’ ujar Prof. Agus pula.

Bagi Prof. Agus,  mengunggah ceramah-ceramah agama ke medsos itu baik-baik saja, jika kontennya dirancang untuk memberikan inspirasi dan pencerahan, seperti pesan tentang berlaku jujur, adil, welas asih, menghormati dan menyintai sesama, kerja keras, gotong royong, taat hukum, santun dan semacamnya. ‘’Jangan sampai, judulnya ceramah agama, tapi isinya menyerang sana-sini, menghasut dan memprovokasi,’’ Prof. Agus menambahkan.

Bahwa dalam kenyataannya, banyak warga gemar mengonsumsi begitu saja segala berita, opini, video, dan teks serta audio visual lain yang memviral, itu memang sulit terhindarkan. Namun, Prof. Agus mengingatkan, agar masyarakat berhati-hati, bijak dan kritis dalam menerimanya, dan tak segan merecheck hal-hal yang meragukan. Cara merecheck bila dilakukan, antara lain, dengan menengok ke situs-situs berita yang dipublish oleh lembaga pers yang maju, kredibel dan berintegritas

‘’Kita perlu pers yang maju, kredibel dan berintegritas, sehingga hoax dan ujaran kebencian itu bisa dikoreksi dengan sendirinya,’’ ujar Prof. Agus. Dosen di Fakultas Ekonomi UGM itu juga berharap pers Indonesia tak segan ikut melakukan klarifikasi jika ada hoax atau hate specch yang memviral. ‘’Ini untuk kebaikan kita bersama. Semuanya,’’ Prof. Agus menambahkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *