Rupiah Lemah, Bahan Baku Kedelai untuk Pembuatan Tempe Naik

Rupiah Lemah, Bahan Baku Kedelai untuk Pembuatan Tempe NaikAKSI. Lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdampak pada biaya produksi tempe. Pasalnya bahan baku kedelai untuk pembuatan tempe mengalami kenaikan.

Salah seorang produsen tempe di Desa Kedawung, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sandi mengaku merasakan imbas dari lemahnya nilai tukar rupiah.

Sandi mengatakan harga kedelai impor yang dijadikan bahan baku tempe mengalami kenaikan sekitar Rp 500 per kilogramnya.

“Sebelumnya harga kedelai itu Rp 7.500 per kilogram, sekarang Rp 8.000 per kilogram. Artinya ada peningkatan biaya produksi, jelas ini membebani,” kata Sandi saat ditemui di pabrik tempenya, Jumat (7/9/2018) siang.

Sandi mengaku meningkatnya biaya produksi tempe membuatnya mengalami penurunan pendapatan hingga 40% untuk setiap kali produksi. Pasalnya, Sandi enggan menaikkan harga tempe hasil produksinya lantaran khawatir ditinggal pelanggan.

“Kalau ukurannya diperkecil takutnya pelanggan malah komplain, apalagi kalau dinaikkan harganya. Makanya kita tetap memproduksi dengan ukuran biasa. Penurunan pendapatan jelas ada, sekitar 40%-an,” katanya.

Sandi menyebutkan tempe hasil produksinya dijual bervariatif, disesuaikan dengan ukurannya. Dikatakan Sandi untuk tempe jenis jamblang per batangnya dijual Rp 5.000, sedangkan untuk tempe biasa dijual seharga Rp 3.000 per batangnya. Dalam sehari Sandi memproduksi dua kuintal tempe.

“Kita tetap pilih kedelai impor karena kualitasnya. Kedelai lokal itu kadang kurang bagus, cenderung memiliki rasa yang pahit,” ucap Sandi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *