Semangat Gotong Royong KKN Tematik Di Ambon

Semangat Gotong Royong KKN Tematik Di AmbonKKN Tematik Revolusi Mental kerjasama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dengan Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon dilaksanakan di dua desa yaitu Desa Hatu yang berlokasi tidak jauh dari pusat kota Ambon dan selanjutnya Desa Oma yang berada di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.

KKN Tematik Revolusi Mental di Desa Hatu memiliki dua program utama. Pertama, bantuan terhadap perangkat desa untuk melayani kebutuhan dokumen administrasi kependudukan masyarakat desa. Kedua, sosialisasi tentang HIV/AIDS. “Untuk sosialisasi HIV/AIDS Kita sudah bekerjasama dengan dinas kesehatan dan puskesmas yang ada di Desa Hatu” ujar Nonce Maatuku Saleman, Mahasiswa IAKN Ambon yang bertugas sebagai ketua posko KKN di Desa Hatu.

Menurut Nonce, mahasiswa harus menjadi contoh yang baik sehingga perubahan yang menjadi tujuan dalam KKN ini dapat terwujud. “Dengan contoh yang diberikan oleh mahasiswa, maka masyarakat desa memiliki role model yang nantinya dapat mereka jadikan panutan sehingga perubahan dapat terwujud” jelas Nonce.

Gotong royong merupakan nilai revolusi mental yang sangat terlihat di dalam pelaksanaan KKN tematik di Desa Hatu. Sebelum mahasiswa IAKN Ambon datang ke Desa Hatu, nilai gotong royong ini masih belum terlihat. “Tetapi ketika kami masuk ke Desa Hatu dan mulai menjalankan berbagai program KKN, secara perlahan perubahan sudah terlihat khususnya dari semangat gotong royong” papr Nonce. Salah satu kegiatan yang sangat mencerminkan gotong royong di Desa Hatu adalah Jum’at bersih.

Walaupun Desa Hatu berlokasi tidak jauh dari pusat Kota Ambon, masalah keterbatasan air masih menyelimuti aktivitas masyarakat desa. Seringkali pasokan air bersih terputus saat akan digunakan. “Saat mandi pagi seringkali air mati, sehingga saya harus hubungi kepala desa agar air dapat hidup kembali” ungkap Jacqueline Clara peserta KKN IAKN Ambon.

Clara berharap permasalahan suplai air bersih dapat lebih diperhatikan oleh pemerintah provinsi sehingga aktivitas masyarakat di Desa Hatu tidak terganggu. “Saya berharap agar Pemerintah Provinsi dapat memberikan solusi terkait keterbatasan suplai air bersih di Desa Hatu” jelas Clara.

Lokasi KKN selanjutnya adalah Desa Oma yang berada di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. Untuk mencapai lokasi ini, perjalanan harus ditempuh dengan menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Tulehu. Sayangnya, kondisi saat berkunjung dalam keadaan hujan dan ombak yang tinggi sehingga kapal cepat harus berlabuh di salah satu muara sungai di Pulau Haruku. Jika cuaca baik, kapal cepat dapat berlabuh di dermaga yang tidak jauh dari Desa Oma.

“Terdapat dua kegiatan yang sudah berlangsung yaitu pertama sosialisasi mengenai pelayanan perangkat desa dan yang kedua sosialisasi mengenai keluarga harmonis” jelas Desnalita Nunumete Mahasiswa IAKN Ambon yang bertugas sebagai Sekretaris Posko KKN Desa Oma. Selain itu, dirinya mengungkapkan masih terdapat beberapa program lainnya yang akan dilaksanakan seperti pembuatan X Banner kotak saran, papan informasi untuk perangkat desa serta lomba paduan suara.

Perubahan yang sudah mulai terlihat semenjak mahasiswa KKN IAKN Ambon datang ke Desa Oma. Melalui sosialisasi keluarga harmonis, hubungan antara anak dan keluarga menjadi lebih dekat dan akrab. “Sebelum kami datang, hubungan anak dan keluarganya masih cukup renggang” ungkapnya.

Gotong royong kembali menjadi nilai revolusi mental yang memiliki keterkaitan erat dengan KKN tematik di Desa Oma. Menurut Desna, tidak ada yang dibeda-bedakan dalam KKN tematik ini. “Semuanya memiliki hak dan kewajiban yang sama sehingga saat melaksanakan program, kerjasama antara mahasiswa dan warga Desa Oma sangat erat” papar Desna.

Walaupun demikian, Desna mengungkapkan masih ada sedikit masyarakat Desa Oma yang memandang mahasiswa memiliki hal yang lebih dari mereka. “Terlebih saat kami memakai jaket almamater, tetapi kami berusaha untuk meyakinkan mereka bahwa semua yang ada di KKN ini tidak berbeda” jelas Desna.

Asisten Deputi Pendidikan Tinggi dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kemenko PMK Asril menjelaskan melalui KKN Tematik ini, mahasiswa diajak untuk mengelola dan mempertanggungjawabkan uang yang diberikan oleh negara. “Hal ini merupakan bentuk pendidikan juga bagi mereka agar uang yang diberikan dapat dikelola sesuai dengan standar-standar yang berlaku” ungkap Asril.

Melalui kegiatan KKN Tematik Revolusi Mental, Kemenko PMK berharap terwujudnya perubahan di masyarakat khususnya yang terkait dengan pelayanan kependudukan yang diberikan oleh perangkat desa. “Saya juga berharap kegiatan KKN yang dilakukan di Desa Hatu dan Desa Oma berdampak positif bagi desa dan masyarakatnya sehingga sesuai dengan tujuan revolusi mental yaitu membawa perubahan pada kita semua” pungkas Asril.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *