Sebuah Revolusi di Kampung Lorong Mari

Dari kawasan kumuh berubah menjadi Kampung Hias Asian Games yang bersih dan populer. Itulah euforia masyarakat Palembang dalam mensosialisasikan semangat Asian Games ke publik. Salah satu cerita tersebut berasal dari Kampung Lorong Mari. Pesona hiasan, kebersihan, dan ketertiban kampung ini perlu Anda saksikan dengan mata sendiri bila Anda berada di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Menurut Ketua RT kampung tersebut, Chairul Bahri, yang akrab disapa “Elonk”, bahwa kampung hias di Lorong Mari dapat terwujud berkat kerjasama warga setempat yang bergotong royong memperindah lingkungan tempat tinggal mereka.

Upaya masyarakat Kampung Lorong Mari merupakan tindakan nyata, dengan semangat bergotong royong apapun bisa terlaksana dengan baik. Terlihat jelas di kampung yang berlokasi di salah satu sudut kota tuan rumah kedua Asian Games 2018 ini tertata rapi dengan deretan pot-pot bunga cantik. Uniknya, sebagian besar hiasan yang dipajang di kampung ini berasal dari barang bekas. “Kami bergotong royong mengumpulkan barang bekas dan kita manfaatkan supaya menjadi hiasan di kampung ini,” kata Elonk.

Pemanfaatan barang bekas ini diakui Elonk sebagai daya tarik utama yang membuat Kampung Lorong Mari dinobatkan Juni 2018 lalu sebagai pemenang kedua kedua Lomba Kampung Hias yang digelar oleh Komunitas Youth Care Asian Games (YCAG). Perlombaan ini diadakan dalam rangka menyemarakkan Asian Games 2018. Tercatat di sekitar kota Palembang, kini ada 72 kampung hias yang tersebar di 18 kecamatan. Rumah-rumah warga dicat warna-warni, mural, dan gambar dekoratif yang sebagian besar bertema Asian Games 2018.

Secara khusus ketika ditanya kepada Elonk menurutnya apa yang paling berkesan selama persiapan lomba kampung hias di Kampung Lorong Mari ini, dengan mata berbinar Elonk menyatakan, “Sekitar 70 persen warga di sini terlibat secara langsung bergotong royong menghias dan mempercantik Kampung Mari. Semuanya karena kesadaran bersama untuk mengubah kampung yang kumuh menjadi kampung bersih dan sehat.”

Di sela-sela kesibukan sehari-hari, warga Kampung Lorong Mari dengan bergantian membuat jadwal piket untuk mengecat, membuat ornamen hiasan, menempel pajangan, serta membersihkan lingkungan. Sebagian besar warga Kampung Lorong Mari merupakan pelaku industri rumahan salah satu makanan khas Palembang yang terkenal yaitu kemplang.

Elonk berharap kampungnya akan menjadi destinasi wisata favorit di Kota Palembang. Elonk yakin bahwa suasana yang bersih, rapi, dan tertib di kampungnya itu bisa berdurasi panjang, tidak hanya pada saat momen Asian Games 2018. “Kuncinya di gotong-royong warga untuk bisa menjaga semua yang telah kita ciptakan bersama ini,” tuturnya. Perubahan nyata yang dilakukan oleh warga Kampung Lorong Mari ini menurut Elonk dapat menjadi salah satu tolak ukur kemajuan dari Kota Palembang yang sudah sejak dahulu terkenal sebagai Kota BARI (Bersih Aman Rapi dan Indah).

Tanpa suara berisik revolusi mental telah berlangsung di Kampung Lorong Mari, Kota Palembang. Warga menghidupkan kembali semangat etos kerja dan gotong royong bersama-sama, tidak hanya untuk menyukseskan Asian Games melainkan juga demi kehidupan bersama yang lebih baik. ‘’Tidak harus muluk-muluk, revolusi mental itu ya seperti itu,’’ ujar Nyoman Shuida, Deputi bidang Kebudayaan Kemenko PMK (Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), yang baru berkeliling Palembang mendampingi Menko Puan meninjau persiapan akhir Asian Games 2018 pada 12 Agustus 2018 lalu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *