Satgas Sektor 21 Cor Pembuangan Limbah PT Sinar Pangjaya Mulia

Satgas Sektor 21 Cor Pembuangan Limbah PT Sinar Pangjaya MuliaSatgas Citarum Harum Sektor 21 mencor lubang pembuangan limbah PT Sinar Pangjaya Mulia pada hari, Sabtu (26/5/2018), siang. Pencoran dipimpin oleh Komandan Sektor 21 Kolonel Inf Yusep Sudrajat didampingi Danramil 0922 Cimahi selaku Dansubsektor 21-13 Mayor Caj (K) Rina Martiani dan jajaran, setelah perusahaan ini beberapa kali ditemukan membuang limbahnya ke aliran Sungai Cibabat dengan kondisi air yang berwarna.

Kondisi pembuangan limbah milik PT Sinar Pangjaya Mulia sebelum dilaksanakan penutupan oleh jajaran Sektor 21 Satgas Citarum Harum dengan cara di cor.

Kondisi pembuangan limbah milik PT Sinar Pangjaya Mulia, Cimahi, sebelum dilaksanakan penutupan oleh jajaran Sektor 21 Satgas Citarum Harum dengan cara di cor. “Kami sudah berulangkali mengingatkan pihak perusahaan untuk membenahi kualitas limbahnya,” ujar Kolonel Inf Yusep Sudrajat.

“Kenapa saya rewel? Karena inilah medan tempur saya, agar pemilik pabrik juga memahaminya,” imbuh Yusep dihadapan pemilik pabrik Sinar Pangjaya Mulia Edy Sukandar, awak media, perwakilan LSM PMPRI, Plt Kepala Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan, dan Waka Polsek Cimahi Selatan AKP Ading Supriatna.

Ditambahkan oleh Yusep, Sungai Citarum sepanjang 290 Km dengan ratusan anak dan cucu sungainya, kini sudah dalam keadaan darurat. “Kami TNI turun berarti keadaan sedang tidak normal. Berpuluh tahun berapa trilyun anggaran yang sudah digunakan, tapi pembenahan Sungai Citarum belum optimal, bahkan viral sebagai sungai terkotor di dunia. Itu mencoreng nama bangsa, budaya dan harkat martabat,” urai Yusep.

“Kami lebih baik pulang nama daripada gagal dalam tugas. Artinya, ini medan tempur saya, Angkatan Darat sekarang medan tempurnya adalah sampah-sampah dan limbah yang ada di bantaran Sungai Citarum. Harus bersih dan tidak ada pilihan lain,” tegas Yusep.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Yusep, Kerugian negara akibat limbah ini sudah cukup besar, diantaranya BPJS menghabiskan anggaran hingga 1,2 trilyun untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat di bantaran Sungai Citarum.

Yusep menekankan, silahkan pabrik jika ingin membuang limbah kotornya. Tapi didalam lingkungan pabrik, jangan dibuang keluar wilayah pabrik yang bersentuhan dengan masyarakat. “Di Cimahi sudah 27 pabrik yang saya laporkan ke polisi, di Kabupaten Bandung sekitar 7 pabrik, diantaranya Kahatex,” ungkap Yusep.

Menanggapi persoalan ini, Edy Sukandar menyebutkan bahwa pihaknya akan mendukung program Citarum Harum sesuai deklarasinya dihadapan Menko Maririm dan Gubernur Jawa Barat beberapa waktu lalu di TSM, Kota Bandung.

“Dari awal membangun pabrik ini, prinsipnya saya peduli lingkungan. Maka itu kami minta pantauan dan bimbingan dari pihak LH (Lingkungan Hidup) saat saya mau bikin pabrik, tolong design-nya bagaimana untuk pengolahan limbahnya. Seperti bapak dan ibu bisa lihat dibelakang, itu (IPAL) merupakan design dari LH,” terang Edy.

“Aturan dari LH kan tiap bulan limbah di cek, rekanan kita dari Bina Lab dan kita tidak ada intervensi sama sekali. Dan selama ini hasilnya sesuai baku mutu. Memang ada kemungkinan hasil tes kemarin berhubung limbah itu fluktuasi. Ini juga mungkin aturan yang perlu direvisi oleh LH, pengecekan harus lebih sering atau bagaimana, sehingga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” harap Edy. Diakui oleh Edy bahwa pada saat ada pemeriksaan dari Polda bersama LH, COD-nya sempat tinggi.

Lebih lanjut dikatakan oleh Edy bahwa pihaknya sudah memiliki fasilitas recycle untuk pengolahan limbahnya. Terlebih jika musim kemarau, ketersediaan air cukup sulit. “Fasilitas recycle tersebut sudah dijalankan, namun baru 30 persen. Jadi kami akan menambah fasilitas untuk membuang warna itu menggunakan kimia. Semoga sehabis libur Lebaran fasilitasnya sudah efektif,” harap Edy.

Dikesempatan terpisah, Plt Lurah Utama Kecamatan Cimahi Selatan, Ratih Jubaedah, saat diwawancara oleh wartawan menyatakan, “Mudah-mudahan kejadian (pengecoran aliran limbah) ini menjadi pembelajaran bagi perusahaan-perusahaan yang lain agar air limbah yang dikeluarkan ke aliran sungai itu sesuai dengan yang diharapkan oleh Satgas Citarum Harum,” ujar Ratih.

“Tentunya kegiatan hari ini akan kami laporkan kepada pimpinan untuk dapat ditindaklanjuti,” tambahnya.

Diterangkan oleh Ratih bahwa sebetulnya di wilayah tugasnya sudah ada kader-kader lingkungan. “Sebelum Citarum Harum ini diluncurkan, kami memiliki kader-kader lingkungan dari unsur masyarakat sepanjang Sungai Cibaligo. Mungkin karena belum ada lagi dukungan dari dinas terkait untuk kader lingkungan tersebut, saya tidak mendengar aktifitas mereka,” jelas Ratih.

Dijelaskan kembali oleh Ratih, setelah ini pihaknya akan melaporkan dan berkoordinasi untuk bisa mengaktifkan kembali kader lingkungan agar ikut menyampaikan sosialisasi terkait sampah dan limbah terkhusus di wilayahnya. (st)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed