Gerindra Tidak Ingin ada Calon Tunggal di Pilpres 2019

Gerindra Tidak Ingin ada Calon Tunggal di Pilpres 2019Partai Gerindra tidak mempersoalkan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokart Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, pihaknya tidak mempersoalkan jika intensitas pertemuan Jokowi dan AHY menandakan bahwa Partai Demokrat akan turut bergabung mengusung petahana.

“Setiap partai menghargai hak masing-masing partai politik untuk mengambil langkah politiknya, sebagaimana juga Gerindra punya hak untuk menentukan langkah politik kami sendiri,” kata Muzani di gedung DPR, Jakarta, Rabu (7/3).

Jadi, kata Muzani, presiden mau bertemu dengan siapa pun dan partai mana pun Partai Gerindra sangat menghargai. Dia memahami bahwa itu menjadi ikhtiar presiden secara konstitusi Jokowi yang masih memiliki hak satu kali untuk maju.

“Jadi kami menghargai, demikian juga Partai Demokrat untuk bertemu siapa pun,” kata anggota Komisi I DPR ini.

Yang jelas, kata Muzani, Partai Gerindra tidak ingin adanya calon tunggal di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Dia menegaskan, demokrasi dan komitmen pada proses pemerintahan yang baik harus dijaga. “Karena ini partai sama sekali tidak ingin ada calon tunggal,” jelasnya.

Karena itu, segenap kader Partai Gerindra berkali-kali meminta agar Prabowo Subianto menjadi capres. Muzani menegaskan kemungkinan sebelum Pilkada, Prabowo sudah mendeklarasikan diri menjadi capres.

“Yang kami sampaikan hanya nama Pak Prabowo tidak ada calon lain. Insyaallah dalam waktu yang pendek, Pak Prabowo akan segera menyampaikan jawaban bahwa beliau memenuhi permintaan kader,” ungkapnya.

Lebih lanjut Muzani mengatakan, Partai Gerindra tidak peduli ada berapa poros dalam Pilpres 2019. Partai berlambang burung garuda ini sangat menghargai berapa poros yang akan tercipta.

“Bagi kami adalah kami semua meminta Pak Prabowo maju sebagai calon presiden. Sekali lagi bagi kami berapa pun porosnya kami menghargai. Kami hanya peduli Pak Prabowo maju menjadi capres dengan koalisi kecil atau besar,” paparnya.

Dia menegaskan untuk maju sebagai capres, Prabowo harus didukung 112 kursi atau 20 persen. Muzani sangat yakin, syarat itu terpenuhi sehingga Prabowo bisa melenggang sebagai capres.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *