Drama Kolosal Bocah Muthahhari, Tebar Cinta Lingkungan

Drama Kolosal Bocah Muthahhari, Tebar Cinta LingkunganMuftiah Yulismi, Ketua Komite Sekolah SCM (Sekolah Cerdas Muthahhari), kali ini seperti berduet dengan Pelaksana Kegiatan SCM, Rizki Hamdani, kala menggelar (9/2/2018) apa dan mengapa drama kolosal bocah asuhannya dalam konteks “PARAKLITA SCM 2018” di Koffie Tidji, Jalan Citarum No 30 Bandung, menyatakan:”Judul Detektif Lautan adalah thema utamanya. Tujuannya memperkenalkan upaya kuriositi pentingnya keseimbangan alam. Mengapa lautan jadi kotor, apa dan siapa penyebabnya, lalu bagaimana mengatasinya?” papar Muftiah yang tampak aktif mengasuh putra-putrinya selaku representasi orang tua di SCM – “Drama ini sudah ke enam kalinya dipentaskan, tiap tahun selalu berbeda thema. Drama ke tujuh kali ini melibatkan sedikitnya 190 siswa dan 60 pengelola”.

Praktiknya, drama kolosal ini dipentaskan pada Minggu, 11 Februari 2018 di Gedung Sunan Ambu, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) di Jalan Buahbatu Bandung. “Saya apresiasi kegiatan ini. Kalau bisa mah judulnya mengapa tidak detektif walungan. Soalnya, nasib sungai-sungai kita di Jawa Barat, sudah parah terpolusi sejak lama,” saran aktivis lingkungan Rukadi yang sengaja didatangkan dua hari sebelum “Detektif Lautan” ini digelar di Sunan Ambu ISBI.

Merespon saran Rukadi “duet” Muftiah dan Rizki dengan cair menerimanya. Namun, keduanya dengan tangkas dan logis, silih berganti menerangkan – seluruh muara dari aliran sungai atau walungan ini, semuanya ke laut juga. “Terpenting, kita mewadahi rasa keingintahuan anak, mengapa lautan kita pun menjadi kotor. Tokh, awal-awalnya karena sungai kita pun tak dipelihara dengan baik,” terang “duet” Muftiah dan Rizki.

Pantauan terakhir kala berita ini disajikan pertunjukan “Detektif Lautan” di Sunan Ambu ISBI dipenuhi berbagai kalangan. “Dua kali pertunjukan hari ini (11/2/2018), pagi dan sore dipenuhi banyak penonton,” ujar saah satu guru di SCM kepada redaksi. Rupanya, tak sia-sia staf guru dan orang tua siswa di sekolah ini menebarkan cinta lingkungan dengan pendekatan drama kolosal. Ada banyak cara rupanya, menebar cinta lingkungan, utamanya untuk para bocah sebagai pemegang kemudi, masa depan negara kita. (HS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *