Anggota DPR RI Berbelasungkawa Atas Meninggalnya Ustadz Prawoto

Anggota DPR RI Berbelasungkawa Atas Meninggalnya Ustadz PrawotoDuka mendalam kini tengah menyelimuti keluarga besar Persatuan Islam (Persis), bagaimana tidak, meninggalnya Al Ustadz HR. Prawoto, S.E, yang juga merupakan Kepala Operasi Brigade Pimpinan Pusat Persis sungguh tidak diduga-duga dan tak disangka.

Wafatnya satu putera terbaik di Persis ini akibat mengalami penganiayaan oleh pelaku berinisial AM pada saat subuh, Kamis (1/2) hingga kemudian beliau dilarikan dan menjalani perawatan Intensif di Rumah Sakit (RS) Santosa Bandung.

Pelaku yang kini telah diamankan oleh pihak kepolisian setempat, saat ini tengah di chek kondisi kesehatannya di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) dengan didamping dari aparat karena diduga pelaku mendapat gangguan kesehatan jiwa.

Di mata kalangan keluarga besar Persis kabar kepergian Al Ustadz Prawoto sangat memilukan dan menjadi kabar duka, selain almarhum sebagai salah satu guru terbaik juga prilakunya selama ini yang santun dan sholeh meninggalkan kesan teramat dalam.

Pada hari yang sama, almarhum dikabarkan menghembuskan nafas terakhirnya oleh pihak RS Santosa pada pukul 17.30 WIB serta dibawa menuju rumah duka di jalan Burujul kediaman H. Asep untuk kemudia dimakamkan di TPU Burujul.

Di beberapa akun media sosial, baik facebook, instagram, whatsapp grup, BBM dan akun lainnya tidak sedikit pesan yang menyampaikan rasa simpatik serta dukacitanya atas kabar meninggalnya Al Ustadz Prawoto seorang guru pecinta ulama.

Selain ungkapan takziah serta dukacitanya dari Ketua Umum serta Sekretaris PP Persis, Brigade Persis Komando Pusat, keluarga besar Persis, penyampaian dukacita pun mengalir dari Pimpinan Ormas Islam lainnya.

Termasuk ungkapan belasungkawa dari anggota DPR RI, Haerudin yang pernah merasa dibesarkan dan mengecap pendidikan di Pesantren Persatuan Islam. Baginya, sosok Al Ustadz H Prawoto merupakan sosok salah seorang guru pecinta ulama yang sangat sholeh. Ia mengakui sangat tersentak kaget atas kabar duka meninggalnya H Prawoto.

“Kabar ini sangat mengagetkan bukan hanya saya pribadi tetapi kita semua. Bagi kita tentu kepergian almarhum menjadi merasa kehilangan. Semoga beliau dirahmati Allah dalam kehidupan yang abadi, tentu kita yakin beliau mati sebagai seorang syuhada,” ungkap Haerudin melalui sambungan telephone selulernya, Jumat (2/2)

Menurutnya, atas kepergian salah satu ustadz kharismatik tersebut tentu harus mengambil pelajaran serta itibar untuk meneguhkan keyakinan dan keimanan umat dalam menjaga asatidz dan ulama. Selain itu, lanjutnya, yang menjadi hikmah pelajaran dari sisi keamanan dalam negara bagi masyarakat adalah tugas negara untuk menjamin dan memberikan perlindungan serta rasa aman bagi segenap warganya.

“Demi tegaknya hukum, maka proses hukum yang adil harus ditegakkan atas peristiwa itu. Dan tentunya sebuah kewajiban bahwa tugas negara memberikan rasa aman bagi siapa pun termasuk para ustadz dan ulama,” tegasnya.

Dikatakannya, ia berharap kejadian serupa tidak kembali terulang sebab bagi umat muslim yang mencintai agama dan negara dengan kejadian yg berulang dengan modus yang sama harus menjadi peringatan dalam meningkatkan kewaspadaan dalam hal keselamatan para ulama dan asatidz.

“Jangan sampai lengah agar kejadian ini tak terulang lagi. Terutama para ulama para asatidz adalah bagian dari kekayaan umat yang tak ternilai harga dan kemuliaannya. Mari kita bersama-sama menjaga guru kita para ulama kita,” himbaunya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *