Pilgub Jabar 2018 ala Indo Barometer, Dampingi RK, Siapa Potensial?

Pilgub Jabar 2018 ala Indo Barometer, Dampingi RK, Siapa Potensial?“Saya bawa salam rindu”, ujar Uu Ruzhanul Ulum yang hadir belakangan saat lembaga survei Indo Baromater meluncurkan rilis bertajuk Peta dan Profil Calon Gubernur dan Wakil Gubernur 2018 Jawa Barat (3/11/2017) di Hotel Aston Braga Kota Bandung. Uu sendiri yang secara formal masih aktif menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya. Ia ramai digadang-gadang akan disandingkan dengan Cagub Jabar 2018 Ridwan Kamil. “Saingannya” tak lain Daniel Muttaqien, warga Pantura putra dari Yance (MS Irianto) mantan Bupati Indramayu.

Banyak yang penasaran, arti “Salam Rindu” yang dilontarkan Uu frontal dihadapan Daniel Muttaqien, itu apa?

“Rindu itu Ridwan Kamil dan Uu…,” kata Uu dengan penuh keyakinan dihadapan Daniel Muttaqin. Spontan, kelakar politik ala Uu mengundang tawa dari puluhan pewarta di Walatara Meeting Room Hotel Aston Braga.

Rilis Indo Barometer kali ini menggambarkan ada 16 simulasi. Hasilnya, sosok Ridwan Kamil masih teratas bila disejajarkan dengan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi. “Ridwan Kamil masih terlihat paling potensial,” ujar Hadi Suprapto Rusli Peneliti Indo Barometer.

Tinjauan lain yang cukup menarik dalam survei yang berlangsung sejak 11 – 15 Oktober 2017 melibatkan 800 responden, dengan margin of error kurang lebih 3,46% pada tingkat kepercayaan 95%, mengungkap kompetisi dua calon lain Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar.”Persaingannya cukup ketat dan menarik,” tambah Hadi yang menjelaskan Pilkada Jabar pelaksanaannya pada Juni 2018.

“Kemungkinan ada perubahan masihlah besar. Lagi pula masing-masing calon belum punya tiket resmi dari partai politik.”

Kenapa, Percaya Survei?

Secara terpisah redaksi mengklarifikasi gejala lain dewas ini, mengapa “semakin tinggi” kepercayaan para politisi partai di negeri ini terhadap hasil survei atau polling pendapat umum, ketimbang melakukan survei internal di antara atau oleh kader partai sendiri?

Menurut Eka Santosa,Ketua DPRD Jabar 1999 – 2004 dan DPR RI 2004 – 2009 yang sejak Juni 2017 berkiprah sebagai Ketua DPW Partai Berkarya Jawa Barat, katanya gejala ini dianggap aneh.

“Boleh saja percaya ke hasil survei, namun janganlah sepenuhnya. Percayakan pada survei oleh kader sendiri yang ada ada di 27 kota dan kabupaten Jabar. Berdayakan mereka, tentu dengan kaidah benar. Saya percaya, di sinilah mesin partai itu bekerja. Ini pendidikan politik yang baik bagi kader,” ujarnya sambil menambahkan –“Di negara yang sudah matang berdemokrasi, survei semacam ini lazim dilakukan lembaga independen. Subyek atau personal di survei ini tak diminta bayaran lho, tak seperti di sini?”

Ditelisik lebih jauh, permintaan bayaran itu dari siapa? “Ya, lembaga survei ini banyak yang meminta bayaran. Jadi, kita bertanya independensinya bagaimana?” tutupnya dengan menyisakan banyak tanda tanya lainnya. (HS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *