Nama Chevrolet Corvette selalu dikenal sebagai mobil berotot keluaran Amerika Serikat, dengan desain bodi yang tidak kalah kekar dan selalu menjadi idaman di tanah kelahirannya.
Hanya saja, pesona mesin V8 andalan Chevrolet Corvette saja rupanya tidak cukup untuk menggaet konsumen di Benua Biru, yang mana mobil khas Eropa memiliki desain yang lebih indah.
Maka dari itu, pada tahun 1963, Chevrolet Corvette C2 pun harus mengalami makeover agar lebih sedap dipandang oleh orang Eropa.
Hasilnya, Chevrolet bekerjasama dengan rumah desainer mobil kondang asal Italia yang biasa mendesain Ferrari, Pininfarina, dan melahirkan Pininfarina Rondine Coupe.
Berbeda dengan Corvette C2 yang memiliki bodi fiberglass, Pininfarina Rondinne memiliki eksterior berbahan besi, sehingga bobot bertambah, dan pengendaliannya berubah total.
Overhang depan jadi lebih panjang, dan lampu pop-up khas Corvette pun hilang, dan bagian belakang tidak ada mirip-miripnya dengan mobil aslinya sedikit pun, dan condong seperti Fiat 124.
Karena tanggapan yang cukup beragam, Chevrolet pun enggan untuk melanjutkan Pininfarina Rondine ke meja produksi dan kini satu-satunya yang pernah dibuat bersemayam di museum Corvette.
