Ini Pemenang Quiz Medsos PLPR Palabuhanratu

Ini Pemenang Quiz Medsos PLPR PalabuhanratuWahana baru bagi “Forum Peduli Karang Pamulang Palabuhanratu” (FPKPP), wadah bagi penentang yang mengkritisi proyek PLPR (Pelabuhan Laut Pengumpan Regional) sejak 2015. Tatkala proyek diluncurkan Pemkab Sukabumi melalui Dinas Perhubungan Kab. Sukabumi, yang diprakarsai Dishub Jabar, dengan anggaran Rp 296 M, banyak memunculkan kontroversi. “Dari segi lingkungan, kenapa di pantai Karang Pamulang yang sudah jadi kecintaan warga? Buktinya, kini sedang di PTUN-kan di Bandung, dalam sengketa lahan. Unjuk rasa beberapa kali tak mempan. Nah, kali ini pakai quiz di medsos,” papar Bayu Risnandar yang termasuk jajaran inisiator kegiatan ini di Hotel Bunga Ayu Palabuhanratu (9/9/2017).

Bayu menjelaskan soal quiz di atas seusai aktivis Wirda dari “My Palabuhanratu” memberikan aneka hadiah pagi pemenangnya. “Pesertanya ada ratusan, cukup sulit mempertimpangkan pemenangnya,” kata Wirda sembari sekilas menjelaskan aturannya – “Dari foto yang kami tayangkan tentang keelokan Karang Pamulang masa lalu, dikomentari netizen. Siapa punya like terbanyak, itu pemenangnya.”

Lanjutnya, Bayu dan Wirda memberikan hadiah untuk 1. Asti Afriani (komentar terbaik), 2. Perli Rizal (komentar terbaik), 3. Zhella, dan 4 Fajar. Untuk Asti diganjar menginap satu malam di salah satu hotel ternama di Palabuhanratu, pemenang ke-2 dihadiahi makan gratis Dapur Muara Kenari yang sohor di daerah setempat. “Duh, nggak nyangka saya jadi pemenang. Kebetulan malam ini isteri saya ulang tahun. Duh senangnya …”

Bagi pemenang pertama yakni Asti, ikut quiz ini bukan semata demi hadiah:”Sejak awal menyayangkan, kenapa pelabuhan yang mengorbankan pantai paling nyaman dan aman bagi warga di sini, dikorbankan. Padahal pantai di Palabuhanratu, masih banyak yang lebih layak. Anggaplah, ini bentuk perlawanan kami atas rencana pembangunan yang serampangan.”

Sementara bagi Fajar (21) lulusan SMK Mutiara Palabuhanratu tahun 2015 yang sejak kelas 4 SD bermain di pantai Karang Pamulang, area ini sangat disayangkan bila dijadikan pelabuhan yang menghilangkan kesempatan dirinya berlatih selancar di sini:”Saya tidak mengerti mengapa pemerintah berbuat seperti ini. Titik pantai lainnya kan banyak?!”

Ajang pembagian hadiah quiz ala aktivis anti proyek PLPR Karang Pamulang Palabuhanratu, hari itu dihadiri pengacara Hanson R Sanger yang kini sedang beracara di PTUN Bandung, menggugat sengketa lahan seluas 600 M2 yang diklaim milik Romel dari luas keseluruhan 6.600 M2. “Tentu ini tak ada hubungan erat dengan yang saya perkarakan. Bila banyak masyarakat yang mempermasalahkan PLPR, semoga bisa menjelaskan kelak bagaimana proses pembebasan lahannya mengandung banyak masalah hukum, ternyata. Sekarang dalam pantaun ombusdsman juga.”

Yang Diam, Bicara

Peserta lain yang menjadi kejutan dalam ‘gempungan’, hadir sosok pecinta lingkungan yang selama ini “silently”(diam), namanya Abah Yadi “Saung Ijuk”:”Sangat prihatin dari dulu, bila terjadi pengerukan karang laut secara massif di teluk Palabuhanratu. Ini akan merusak biota laut. Sekarang belum begitu terasa dampaknya, nanti anak cucu kita akan kena dampaknya, sayangkan?”

Kejutan lain secara terpisah datang dari Iman Adinugraha yang menurut peserta yang hadir di Hotel Bunga Ayu hari itu sebagai tokoh “lain” setempat. Adi yang pernah menjadi anggota DPRD dari Fraksi PAN era 2009 – 2014 mengatakan sejak 2013, kala PLPR baru menjadi wacana:”Sudah kami tolak secara tegas. Malahan pernah membicarakan dengan bupati kala itu. Eh, diam-diam mereka gulirkan juga,” ujarnya sambil menyatakan – “Bila tidak ada yang menentangnya sejak dulu, ya kami sudah lama mengingatkan. Pantai yang lain kan masih banyak, janganlah di Karang Pamulang yang sudah jadi aikon warga.”

Boleh dikata, ajang berbeda untuk penentangan warga Palabuhanratu terhadap proyek PLPR yang diduga sarat kongkalikong antara birokrat dan pengusaha, rupanya semakin membahana:”Ibarat bola salju, medannya agak berubah. Pesertanya, makin banyak. Kami tak anti pembangunan, tetapi harus benar bila bangun pelabuhan di Palabuhanratu. Jangan bikin rusak pantai kami!,” pungkas Bayu yang diiyakan rekan-rekannya sambil mengepalkan tangan . (HS/SA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *