Penganugrahan “Wadonna Pinunjul” oleh Barisan Olot Masyarakat Adat (BOMA) Jawa Barat kepada Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti yang seyognya dilakukan pada tahun 2012, namun baru bisa terlaksana tahun ini bukan semata-mata acara seremonial belaka. Di balik itu, ada bukti kecintaan para olot Jabar kepada Susi Pudjiastuti Sebagai Ibu Bangsa, demikian para Olot (tetua adat) menamai sosok perempuan pemberani ini.
Ujaran di atas sejalan dengan yang kerap dipaparkan Sekjen BOMA Jabar, Eka Santosa yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Gerakan Hejo kepada Aksi.co di Gedung Kementerian Kelautan Perikanan Jakarta, Rabu (19/7).
Bukan hanya itu, menurut Eka Santosa para Olot pun siap membela Menteri Susi dari kelompok yang merongrong kebijakannya dalam bidang penyelamatan kemaritiman.
“Sepanjang Menteri Susi benar kami siap membela, para Olot tidak akan gentar menghadapi siapa pun,” tegas Kang Eka akrab disapa.
Lanjut kang Eka, kebijakan Menteri Susi yang pro lingkungan, serta mengutamakan kesejahteraan rakyat khususnya para nelayan kecil. “Sampai kapan pun para Olot tidak akan ragu untuk membela,” ujar Kang Eka disela mengatur pemberangkatan para Olot kembali ke Bandung untuk pulang ke kampung adatnya masing-masing di pelosok Jabar.
Adapun fonemena demo kepada Menteri Susi yang terjadi beberapa hari yang lalu, Kang Eka menganggapnya, yang ditunggangi.
“Mafia-mafia kelautan itu menggunakan cantrang yang panjangnya bisa hingga 10 KM. Bayangkan berapa triliun negara dirugikan? Nelayan kecil tidak akan mungkin punya cantrang sepanjang itu. Bila cantrang diizinkan, sudah pasti para nelayan kecil tidak akan kebagian ikan, Jatah mereka, habis oleh para mafia,” paparnya,
“Jelaslah, kebijakan-kebijakan Menteri Susi itu untuk kesejahteraan nelayan kecil dan melindungi nelayan dari mafia-mafia ikan,” pungkas Eka Santosa.
