Polisi Minta Warga Tak Mudah Terprovokasi yang Berniat Rusak Keharmonisan Kota Cirebon

Polisi Minta Warga Tak Mudah Terprovokasi yang Berniat Rusak Keharmonisan Kota CirebonPolres Cirebon Kota mengajak warga Kota Cirebon tidak mudah terprovokasi pihak tertentu yang berniat merusak keharmonisan yang sudah terjalin di Kota Cirebon. Sebab, masih ada pihak berniat merusak kehamonisan tersebut.

Kapolres Cirebon Kota, AKBP Adi Vivid Dai Bachtiar mengatakan upaya untuk merusak keharmonisan di Kota Cirebon adalah adanya kegiatan bedah buka bernada provokasi sehingga ada ormas datang ke lokasi menolak kegiatan ini.

“Dengan sigap kami amankan 20 orang melaksanakan acara bedah buku yang dinilai provokatif karena adanya tidak setuju dari ormas yang datang ke lokasi acara,” kata AKBP Adi Vivid di Mapolres Cirebon Kota, Minggu (18/6).

Bila tidak diamankan ke Mapolres Cirebon Kota, lanjut Kapolres, akan terjadi gangguan keamanan di Kota Cirebon. Kepolisian koordinasi dengan FKUB Kota Cirebon. FKUB dukung langkah diambil Polres Cirebon kota.

“Cirebon, kota harmonis, rukun antar umat beragama, istri Sunan Gunungjati berasal dari Cina. Ada akulturasi budaya dan kita masyarakat Cirebon harus menjaga, suatu perbedaan jadi suatu kekuatan bersama,” katanya.

Selain provokatif, lanjut Kapolres, dari 20 orang ini ada mantan napi teroris yang meracuni anggota Polri di Aceh dan temannya Muhamad Syarif. Muhamad Syarif adalah pelaku bom bunuh diri masjid Polres Cirebon Kota.

“Ini perlu diwaspadai. Kepolisian tidak melarang bedah buku yang penting jangan sampai memprovokasi, menghasut dan menyudutkan pihak tertentu serta agama tertentu. (Bedah buku) Ini sudah menyudutkan,” kata Kapolres.

Kapolres menjelaskan polisi mendalami kegiatan bedah buku ini dan hasilnya ada pelanggaran Undang-Undang No 11 tahun 2008 tentang ITE Pasal 45. “Hingga saat ini belum ada tersangka. Kami punya waktu 1×24 jam periksa 20 orang tersebut,” tegas Kapolres.

Ketua ALMANAR Cirebon, Andy Mulya membantah bedah buku tersebut melakukan provokasi. “Kami tidak ada tujuan provokasi atau apa. Kami ingin menyadarkan saudara kita yang jadi korban lebih hati-hati misi pemurtadan,” kata Andi Mulya.

Sebab, lanjut Andi Mulya, banyak laporan yang diterima ALMANAR tentang pemurtadan. Seperti diberikan sembako, dipinjamkan uang, anak diambil dan pernah adanya mertua yang dibakar menantunya hingga tewas.

“Yang diundang bukan mereka (non muslim). Kalau mereka (non muslim) yang diundang masuk provokasi. Kami hanya mengundang saudara-saudara kita (muslim),” tegasnya.

 

Mangun Wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *