Ketua DPW Partai Berkarya Jabar: “Racikan Pasir Impun” Apa itu?

Ketua DPW Partai Berkarya Jabar: "Racikan Pasir Impun" Apa itu?Eka Santosa, Ketua DPW Partai Berkarya Jawa Barat ditemui di kediamannya di Kawasan Ekowisata dan Budaya Alam Santosa, Pasir Impun Kabupaten Bandung, sehari usai mengikuti Rapimnas II Partai Berkarya di DPP Jakarta (11/6/2017). “Banyak hal saya peroleh dari sana (Jakarta). Verifikasi dari KPU bagi partai ini, adalah bahasan utama. Di Jabar soal ini, tentu tugas saya dan rekan meloloskannya. Targetnya, mutlak jadi peserta Pileg dan Pilpres 2019.”

Disinggung tentang “racikan Pasir Impun” yang banyak dibicarakan di kalangan politisi Jabar dan nasional, yang ia gulirkan sejak dirinya diangkat oleh Ketua Umum Partai Berkarya, Neneng A Tutty, S.H (8/6/2017), dengan mandat dari putra bungsu HM Soeharto, Hutomo Mandala Putra (HMP):“Responnya, disambut positif kala dibahas di DPP.”

Menurutnya, ini bukan pemikiran sesaat. “Cukup lama saya berkontemplasi. Meracik materi Trilogi pidato Bung Karno dengan Trilogi Pembangunan, diakui butuh pemikiran mendalam dan serius. Bersyukur, soal ini banyak diterima. Namun, harus dikaji terus, untuk disempurnakan”

Diketahui, pidato Eka yang oleh kalangan politisi dan para pewarta dinamai “racikan Pasir Impun”, memaparkan tugas tugas bangsa – Mewujudkan saripati kandungan pidato Trisakti Bung Karno 1963 serta Trilogi Pembangunan. Lazimnya, ini bertumpu pada pentinganya meningkatkan kedaulatan ekonomi, politik, budaya, demi kesejahteraan rakyat.

“Musuh bersama kita, adalah pihak-pihak yang mengancam keutuhan NKRI dan Pancasila sebagai ideologi negara. Saatnya, rekonsiliasi nasional harus terwujud secara nyata. Bukan hanya berkata-kata,” ujar Eka yang waktu ke Rapimnas II di Jakarta ditemani Sekrertaris DPW Partai Berkarya Jabar, Ir.Robin Goeltom, dan Wakil-nya Sri Royani – “Obyektif, kini rakyat merindukan rasa nyaman dan aman. Termasuk dalam beribadah, serta terjaminnya kebutuhan dasar. Sandang, pangan, papan, dan kesehatan.”

Menurutnya pula, ketika di Rapimnas itu ia merasakan seperti pertemuan alumni di antara rekan seiringnya memikirkan masa depan bangsa dan negara. Diketahui Eka pernah berkiprah sebagai Ketua DPRD Jabar (1999 – 2004), dan DPR RI (20042009). Selama di parlemen kala itu masih berkiprah di PDIP, terakhir sebagai Ketua DPW Partai NasDem Jabar (2013 – 2015).

Selain itu sebagai pegiat budaya dan lingkungan hidup, telah lama berkecimpung sebagai Ketua Umum di Gerakan Hejo, Forum DAS (Daerah Aliran Sungai) Citarum, dan Sekjen BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jabar.

Nostalgia Kiprah Politik

Kembali soal di Rapimnas II itu, selain berdiskusi intensif dengan Ketua Umum dan Sekretaris Partai Berkarya, ia pun merasa bernostalgia dengan jajaran DPP Partai Berkarya periode 2016 – 2021. Beberapa tokoh itu yang intensif berdiskusi dengannya, Ketua Dewan Pertimbangan, Laks. TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, dan Sekretaris Dewan Pembina, Dr. KH. M. Hasib Wahab Hasbulah.

”Selain konsentrasi soal verifikasi, dikupas pula masalah umum internal dan eksternal partai. Ini kan namanya partai baru, banyaklah yang harus dibahas,” paparnya.

Pamungkas, kala Eka kembali disinggung soal materi “racikan Pasir Impun”, ia menutupnya dengan sebuah ujaran. Ini seakan mengingatkan kita akan kondisi karut-marut negara terakhir ini:”Kita tidak bisa hidup terlalu lama dalam suasana penuh utopis dan indoktrinasi. Realitasnya, demi memenuhi kebutuhan hidup, yang diperlukan itu – tak lain, telur, teri dan nasi!”

 

Hari Safiari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *