Eka Santosa Akan Gelar Gempungan Akbar Senjata Tradisional Kujang

Eka Santosa Akan Gelar Gempungan Akbar Senjata Tradisional Kujang Tokoh Jawa Barat yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Gerakan Hejo, Eka Santosa akan menggelar sebuah perhelatan besar di kawasan Eko Wisata dan Budaya Alam Santosa, Pasir Impun Kabupaten Bandung. Sabtu sore, 4 Maret 2017. Ia disambangi Sopian Rahmat (46) selaku pecinta senjata tradisional suku Sunda yang lazim disebut kujang.

“Lebih dari 4 tahun di Jabar tak ada perhelatan besar mengupas tuntas senjata tradisional kujang. Tadi berdiskusi intensif dengan tim Kang Eka (sapaan akrab Eka Santosa). Rencananya, akhir Maret 2017 akan ada gempungan besar di Alam Santosa,” papar Sopian Rahmat yang akrab disapa Kang Pian.

Menurutnya, selama ini pecinta kujang di Jabar masih berorientasi ke Paguyuban Senapati di Jatim dan Jateng. “Kenapa tak kita alihkan ke Jabar saja?,” gagasnya.

Sementara menurut Moh. Mukhlas Arya Mangkurat (50) asal Cirebon, niatan penyelenggaraan ini, dianggap sesuatu yang penting. “Sebagai ajang silaturahmi, saling tukar informasi, saling mengkaji baik secara kesejarahan, filosofis, akademis, dan memunculkan nilai ekonomi,” paparnya.

Ekonomi Kreatif

Bagi Eka Santosa yang juga selaku Sekjen (Duta Sawala) BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jabar, pemahamannya tentang senjata tradisional kujang diakuinya seperti orang awam umumnya. “Saya mengenal kujang sebatas senjata khas etnis Sunda. Bagi saya kini, dalam berbagai kesempatan selalu dijadikan pemberian khusus bagi tokoh di negeri ini maupun tamu-tamu asing,” ujarnya dengan nada low profile yang baru-baru ini telah memberikan kujang ke Kapolda Jabar Anton Charliyan. “Kala itu saya berikan ke Abah Anton (sapaan akrab Anton Charliyan) agar ia tak surut memberantas fenomena intoleransi di Jawa Barat,” tambah Eka.

Salah satu alasan Eka Santosa mengapa ia men-support kegiatan ini, salah karena kujang sendiri kental dengan unsur ekonomi kreatif. “Setahu saya pengrajin kujang di Ciwidey Bandung Selatan dan di kota Bandung sendiri cukup banyak. Mereka ini perlu kita dorong, di antaranya melalui ajang ini,” ungkapnya.

Terpisah, Analis Kebudayaan Disbudpar Kota Bandung, Bonie Nugraha saat dihubungi menyatakan dorongannya akan keberhasilan terwujudnya acara tersebut. “Sangat setuju diselengarakan di Alam Santosa. Kajian kujang dari segi historis, filosofis, juga ekonomi kreatif, sangatlah perlu diguar kembali,” ucapnya sambil menunjukkan potensi panday kujang di Cilengkrang Kota Bandung yang digawangi Abah Ucu Jarkasu.

“Ini pantas tentunya diketengahkan nanti,” pungkasnya. (HS/SA/dtn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar