Wanita Yazidi Berhasil Melarikan Diri dari ISIS

Wanita Yazidi Berhasil Melarikan Diri dari ISISSeorang wanita etnis Yazidi berhasil melarikan diri dari ISIS setelah dua tahun lebih disekap oleh kelompok militan itu setelah pasukan Irak yang terus menggempurkan serangannya di kota Mosul sejak Oktober lalu.

Wanita berusia 42 tahun yang enggan dikutip namanya itu diculik oleh gerilyawan dari kota kelahirannya di Sinjar saat musim panas 2014 lalu. Saat itu ISIS menyerang bagian utara Irak yang turut menyapu bersih komunitas Yazidi yang tinggal di wilayah itu.

Kepada wartawan, wanita itu menuturkan dirinya telah berpindah suatu desa ke desa lainnya di Mosul selama berada dalam sekapan ISIS. Wanita tersebut dan keluarganya sukses lepas dari dekapan ISIS saat terjadinya serangan dari pasukan Irak di wilayah Quds.

“Saya melarikan diri bersama beberapa anggota keluarga lain pada malam hari sekitar pukul 3 pagi,” ucapnya.

Dikutip dari Reuters, ratusan kaum Yazidi tewas dan sekitar enam ribu lainnya ditawan sejak kelompok militan itu merebut Mosul. Etnis ini memang kerap diburu oleh ISIS.

Sementara itu, Mayor Jenderal Lembaga Kontra Terorisme Irak (CTS) Maan Saadi menuturkan wanita itu banyak membantu pasukan Irak dalam operasi perebutan Mosul, yang disebut-sebut sebagai kota terbesar di antara banyak wilayah Irak dan Suriah yang dikuasai ISIS.

“Kami berhasil membawa wanita itu keluar dari sekapan ISIS. Ia juga memberikan sejumlah informasi yang terbukti membantu operasi kami khususnya di wilayah Quds, Mosul,” kata Saadi.

Sejak operasi berlangsung, pasukan Irak yang juga didukung Amerika Serikat berhasil merebut seperempat wilayah Mosul dari ISIS.

Meski sempat menemui jalan buntu selama hampir sebulan, pasukan Irak berencana meluncurkan serangan fase kedua pekan ini yang akan mendorong militernya masuk dari tiga arah menuju bagian timur Mosul.

Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi optimistis bahwa pasukan Irak hanya butuh waktu tiga bulan untuk menumpas kelompok bersenjata ISIS. Abadi sebelumnya memperkirakan Mosul sudah dapat dikuasai kembali pada akhir tahun ini.

Namun, para komandan pasukan mengatakan laju operasi perebutan kembali kota tersebut menjadi lamban karena menimbang keamanan warga sipil yang harus dilindungi. Sebagian besar warga di kota itu tidak mau mengungsi dari rumah mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *