Madames Rockers Satukan Lady Rockers Bandung

Madames Rockers Satukan Lady Rockers BandungIndustri musik Indonesia era 80an dan 90an banyak melahirkan perempuan solois yang dilabeli lady rocker. Dalam kemasan yang didominasi distorsi gitar elektrik, suara melengking tinggi dan full power menjadi ciri khas para lady rocker tersebut.

Kini, untuk mengembalikan kejayaan lady rocker, para perempuan cantik pengusung musik rock itu bersatu dalam wadah Madames Rockers. Didalamnya ada Euis Cahya, Lina Hara, Marty Samala, Mia Elda, Cut Irna, Lady Avisha, Ivom Mulansari, Mel Shandy, Yevie Nabela, Yessy Gasela, Virna Lisi, dan Conny Dio.

Madames Rockers nampaknya sudah ancang-ancang untuk menghidupkan kembali musik rock di keriuhan industri musik Indonesia. Semangat bermusik rock-nya tetap tinggi kendati semuanya sudah menjadi ibu dan berusia paling muda 40 tahun.




Menurut Lina Hara, ide membentuk Madames Rockers datang dari Euis Cahya. Euis, kata Lina, yang memprovokasi agar para lady rockers berkumpul dan berkarya lagi. Momen silaturahmi lebaran 2016 menjadi momen mewujudkan gagasan Madames Rockers.

Musik rock, kata Lina, menjadi benang merah yang disajikan Madames Rockers. Tapi, setiap personil mengeluarkan karakter vokal masing-masing, misalnya Euis Cahya di slow rock, Lina dengan heavy metal, dan Cut Irna dalam nuansa pop rock. Perbedaan ini yang menyatukan harmonisasi vokal Madames Rockers.

“Kami ingin grup ini solid, saling percaya, tidak ada persaingan antar personil. Kami bersatu untuk berkreasi,” ungkap Lina saat berbincang dengan “Aksi” lewat telfon seluler.




Personil lainnya, Mia Elda, ketika berbincang dengan “Aksi” di sebuah kafe mengatakan “Madames Rockers itu adalah grup yg merupakan tempat berkumpulnya para lady rocker dimana kita-kita bisa memberikan apresiasi terhadap musik, terutama musik rock dan juga bisa mengembangkan bakat kita yang memang sudah lama tidak aktif,”

“Madames Rockers,” kata Mia yang tetap cantik mempesona kendati sudah berusia 40 tahun, “bisa memberikan kesempatan kepada personilnya untuk berkreasi kembali, contohnya saya bisa berkreasi kembali dibidang musik, bahkan dibidang lainnya seperti akting. Seperti Teh Euis Cahya waktu membuat video clip untuk singlenya, beliau meminta saya untuk jadi modelnya karena beliau tahu saya pernah main sinetron dan film juga. Disamping itu Madames Rockers bisa dijadikan ajang silaturahmi dengan para artis lawas lainnya, bahkan dengan kalangan artis muda,”.




Euis Cahya, lady rock tangguh paling senior di grup ini menyebutkan, lewat Madames Rockers, mereka ingin membuktikan kalau masih punya kemampuan untuk berkiprah di dunia musik.

“Untuk program jangka pendek, kami akan rekaman single lagu baru. Kalau single sukses, insya’allah lanjut bikin album. Saat ini, untuk mengasah vokal, kami usahakan rutin tampil dari kafe ke kafe,” papar Euis yang juga dihubungi “Aksi” lewat telefon seluler.

“Saat tampil,” jelas Euis yang bersuamikan pria Australia ini, “Madames Rockers mengisi repertoar sesuai karakter vokal mereka. Misalnya menyuguhkan lagu-lagu Tina Turner, Nicky Astria, Bon Jovi, dan Queens. Dengan beragam karakter vokal, penampilan Madames Rockers jadi variatif. Dengan Madames Rockers, kami ingin mempererat tali silaturahmi dan kembali eksis. Misi Madames Rockers, tidak hanya komersial, tapi juga sosial,”.

 

Yosie Wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar