BIAF 2016 di Alam Santosa, Kembangkan Potensi Wisata Nusantara

BIAF 2016 di Alam Santosa, Kembangkan Potensi Wisata Nusantara “Ini terselenggara kedua kalinya setelah tahun 2003. Seniman – budayawan manca negara dan Nusantara, hadir secara swadaya. Inilah kekuatannya, mungkin juga kelemahan yang ‘menguat’ dari gelaran ini. Dana kami terbatas, tapi tak menyerah,” itu kata seniman dan budayawan kondang Mas Nanu Muda. Ia berujar demikian di bawah bangunan berarsitektur Sunda Buhun bernama Julang Ngapak “Bale Gede” di Kawasan Eko Wisata dan Budaya Alam Santosa, Pasir Impun Kabupaten Bandung (9/12/2016).

Hari itu memang diresmikan acara pembukaan dari Bandung International Art Festival (BIAF) 2016. Lengkapnya BIAF 2016 ini dihadiri puluhan seniman dan budayawan dari dalam dan luar negeri, lamanya 3 hari (9 – 11/12/ 2016).

Kegiatan BIAF 2016 ini, terbilang unik:”Semua berpanggungkan alam sekitar di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Tepatnya di sekitar Alam Santosa dan area Curug Batu Templek,” tutur Deden Buleng, Ketua Penyelenggara.

Sementara menurut kakak- beradik Ozenk dan Ogie, selaku ativis di Gerakan Hejo yang sehari-hari bersekertariat di Alam Santosa, ajang BIAF 2016 sebagai sarana sinergis bagi visi dan missi Gerakan Hejo:”Sejatinya kami sambut gembira kegiatan ini. Cocoklah dengan kegiatan kami sehari-hari. Alam itu guru kita”.

Kendala Teknis

Tiba giliran Eka Santosa, Ketua Umum DPP Gerakan Hejo selaku tuan rumah pada pembukaan BIAF 2016, Ia mengemukakan kepeduliannya pada pilihan panitia menyelenggarakan kegiatan ini:”Saya terkejut hanya beberapa hari akan digelar di sini, panitia sepertinya agak ragu. Bila terkendala masalah teknis, jangan segan hubungi Gerakan Hejo. Kita cari jalan keluarnya”, papar Eka yang langsung disambut hadirin dengan tepuk tangan membahana.

Penjelasan lanjut Eka, harapannya ajang BIAF 2016 bisa menumbuhkan kesadaran budaya dan lingkungan bagi warga di Kecamatan Cimenyan. “Di Desa Cikadut dan Cisanggarung Kecamatan Cimenyan ada puluhan sanggar seni tradisional. Mereka sangat senang bisa kolaborasi dengan seniman level Nusantara dan manca negara. Lanjutkan kiprah baik ini, siapa tahu daerah ini bisa menjadi destinasi wisata.”

Tercatat sejumlah seniman dan budayawan yang beraktifitas , di antaranya:Tisna Sanjaya, Wawan Ajen, Mas Nanu Muda, Iwan Madrib, Agus Riyanto, Bah Enjum, dan Wanggi. Sementara puluhan seniman dari ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia) Bandung ikut terjun. Sementara seniman dari Aceh, Pacitan, Kediri, Batu Malang, Solo, Makassar, Kalimantan, Sumatera, dan dari Australia, India, Malaysia, Mesir, Jepang, Amerika, dan Hongaria. “Ini nuansa baru bagi kawasan Pasir Impun. Budaya dan lingungan itu sinergis”, jelas “Astro” Rizky Ramdani pegiat di Gerakan Hejo.

”Manfaatkanlah Alam Santosa demi kepentingan bersama, mengolah seni budaya dan lingkungan. Tak jaman lagi, mengutamakan ego sektoral seperti di tempat lain. Guyub sajalah kita mah”, pungkas Eka sambil menjamu tamunya dengan hidangan tradisional Sunda pulus minuman lahang, yang katanya langsung dibawa dari Kampung Adat Kuta dari Kabupaten Ciamis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *