Anies-Sandi Luncurkan Logo Salam Bersama

Anies-Sandi Luncurkan Logo Salam BersamaPasangan cagub cawagub Anies Baswedan-Sandiaga Uno meluncurkan logo Salam Bersama di rumah pemenangan Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/10/2016).

Cara menyapa seperti ini pertama kali diperkenalkan Bung Karno sebagai salam nasional sambil meneriakkan “Merdeka”. Pekik perjuangan “Merdeka” ditetapkan melalui Maklumat Pemerintahan tanggal 31 Agustus 1945 sebagai salam nasional.

Caranya ialah dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Bung Karno menjelaskan makna dari pekik merdeka itu pada 24, September 1955, “Pekik merdeka, saudara-saudara, adalah “pekik pengikat”.

“Saudara-saudara, itulah semangat yang coba dibangun melalui simbol ‘Salam Bersama” ini. Jempol, telunjuk, jari tengah, jari manis, dan kelingking berbeda-beda, tapi mereka bersatu mencipta salam pekik merdeka,” kata Anies Baswedan di Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/10/2016).

Anies menambahkan, ada semangat kemajuan bersama dalam salam tersebut. “Dalam konteks saat ini, kemajuan harus dinikmati semua. Inilah semangat yang dirangkum dalam pekik merdeka, yang menjadi inspirasi bagi simbol ‘Salam Bersama’ ini,” ujarnya.

Anies melanjutkan, salam ini juga menggambarkan setiap warga Jakarta, apapun latar belakang sosialnya dapat saling bahu membahu.

“Ada tangan yang menjabat salam, ada tangan yang menopang dengan penuh kehangatan, ada tangan yang bekerja di jalanan, ada tangan yang membuat program-program. Semua bisa memainkan peran, semua bisa terlibat,” jelasnya.

Simbol Keakraban

Selain itu, jari-jari ini juga bisa menjadi simbol bagi keakraban. Ini adalah lambang dari ketulusan warga Jakarta dalam menyambut sesama. Ini adalah simbol bagi kota yang hangat dan bahagia.

“Saat kampanye nanti, sampaikan salam keakraban ini pada warga Jakarta. Jakarta harus maju. Tapi maju saja tidak cukup. Tidak ada artinya maju jika ada sebagian warganya tertatih-tatih untuk membeli makanan dan mencari pekerjaan. Tidak ada artinya maju jika sebagian warganya tidak bahagia. Jakarta harus maju bersama!” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *