Kerajinan Tangan Tasikmalaya Pikat Investor Asing

Kerajinan Tangan Tasikmalaya Pikat Investor AsingMinat pengusaha asing untuk menanamkan modal di Indonesia cukup besar. Produk kerajinan tangan yang melimpah serta potensi pariwisata menjadi objek investasi yang menggiurkan para pengusaha asing. Hal tersebut yang dikemukakan beberapa delegasi negara yang hadir pada Tasikmalaya Investment Expo and Conference di Hotel Santika, Jumat, 7 Oktober 2016. Pada TIEC yang digelar, 7-9 Oktober mendatang, hadir sebanyak 45 delegasi dari negara asing seperti Singapura, Malaysia, Filipina, Palestina, Afrika Selatan, Jerman, Italia, dan Belgia.

Direktur Eksekutif Fiirstan Tour Malaysia, Dato Aziz Bahaman misalnya. Dia menyebutkan, produk kerajinan tangan di Tasikmalaya kualitasnya cukup bagus. Namun, belum begitu dikenal di mata dunia. Begitu pula potensi wisata yang ada, begitu terkenal namun hanya beberapa yang sudah disambangi oleh turis mancanegara.

“Khusus untuk Tasikmalaya ini, kami akan lihat potensinya seperti apa. Saya rasa potensi budaya bisa dikembangkan jadi sektor wisata. Kami siap menanamkan modal, tetapi harus dilihat dulu kemudahannya seperti apa,” ucap dato Aziz Bahaman.

Hal serupa juga diungkapkan delegasi dari Negara Singapura, Jerry Tan. Menurut Jerry, potensi Indonesia banyak yang dapat dikembangkan. Begitu pula terkait ekspor impor produk kerajinan Tasi. Sayangnya, ada beberapa kendala yang diprediksi akan membuat proses investasi tidak berjalan lancar, kurang strategisnya letak Kota Tasikmalaya. Akses menuju Tasikmalaya masih dinilai kurang, sehingga waktu tempuh dari bandara menuju Tasikmalaya menjadi cukup lama.

“Saya mau lihat peruntungan di Tasikmalaya, tetapi masih berpikir dua kali, karena akses dan jarak tempuh yang cukup jauh dari bandara. Saya transit di Bandung, dan menuju Tasikmalaya dengan waktu tempuh 3 jam. Kalau bisa dipersingkat, mungkin akan semakin memudahkan investor untuk menanamkan modal di sini,” kata Jerry Tan.

Palestina Tertarik Menanamkan Modal

Perwakilan delegasi dari Palestina, Abdulrahman Sawayfeh (Manajer Klaster Palestian Stone Jerussalem) mengaku lebih tertarik untuk menanamkan modal di bidang pertanian dan infrastruktur. Menurut dia, dua sektor tersebut cukup dibutuhkan di Palestina.

“Kalau kerajinan tangan, kita lebih banyak menerima dari China. Sementara di Tasik ini juga punya pertanian dan hasil tambang yang bagus. Kalau memang prosesnya mudah, kita bisa menanamkan modal di sini,” kata Abdulrahman.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed