Ridwan Saidi Sebut Ahok Terlalu Gaduh

Ridwan Saidi Sebut Ahok Terlalu GaduhTokoh masyarakat Betawi Ridwan Saidi menyebut pemimpin DKI Jakarta saat ini, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, terlalu gaduh. Ridwan berharap pemimpin yang terpilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 bisa tenang.

“Yang kita butuhkan ketentraman. Berisik selama ini,” kata Ridwan dalam diskusi pilkada di Jakarta, Sabtu (1/10).

Hal ini, dikatakan Ridwan, bukan hanya soal gaya komunikasi politik. Dia juga mempersoalkan proses pembangunan yang dilakukan di Jakarta selama ini.

Sebagaimana diketahui, tindakan Ahok bukan hanya kali ini dikritik. Oposisinya dalam pilkada yang akan datang pun dalam berbagai kesempatan menyinggung penggusuran yang menyertai proses pembangunan berbagai fasilitas Jakarta.

Pembangunan, kata Ridwan, bisa dilanjutkan di masa kepemimpinan yang akan datang. Namun, hal ini mesti dilakukan tanpa menimbulkan kegaduhan.

“Jangan hancurkan tanah kami, jangan sejarah kami dihancurkan,” ujarnya.

Sementara itu, anggota tim pemenangan Ahok-Djarot, Masinton Pasaribu, mengatakan calon gubernur yang diusungnya itu akan membuat perubahan.

“Tentu apa yang jadi kritik masyarakat sebagai bentuk yang harus diubah, bentuk komunikasi yang tadi dibilang cerewet harus diubah,” kata Masinton.

Dia mengatakan partai politik adalah penghubung pemimpin dengan masyarakat. Karena itu, dia memastikan suara masyarakat seperti yang disampaikan Ridwan akan disampaikan, begitu pula sebaliknya.

“Tentu masalah gaya memang kita juga tidak bisa menafikan bahwa dalam sebuah keluarga juga gaya masing-masing anak berbeda-beda,” kata Masinton.

Pencitraan Tak Henti

Melihat persoalan ini, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Situ Zuhro mengatakan kepala daerah seharusnya bisa menciptakan situasi yang kondusif di pemerintahan.

“Kepala daerah ketika masuk birokrasi politiknya harus selesai dan harus menghormati DPRD sebagai mitra, unsur dan mitra pemda,” kata Siti.

Dia mengatakan ketegasan yang selama ini ditunjukkan Ahok memang tidak salah. Namun, kepala daerah seharusnya bisa menghindari kegaduhan.

“Yang terjadi adalah pola relasi tidak harmonis, hiruk-pikuk, tidak damai, karena pencitraan yang tidak henti,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed