Perenang asal Amerika Serikat, Ryan Lochte dan 3 orang rekan sesama timnya dirampok sekelompok orang tak dikenal pada Minggu, 14 Agustus dini hari waktu setempat. Para perampok tersebut mengenakan seragam polisi dan membawa senjata api.
Saat kejadian, Lochte bersama ketiga rekannya, Gunnar Bentz, Jack Conger dan Jimmy Feigen tengah dalam perjalanan pulang menuju wisma atlet setelah menghadiri sebuah pesta yang diadakan oleh salah seorang delegasi dari tim Prancis. Namun taksi yang mereka tumpangi tiba-tiba diberhentikan oleh seseorang tak dikenal.
“Taksi yang mereka tumpangi diberhentikan oleh sekelompok orang yang mengenakan seragam polisi. Mereka meminta Lochte dan rekannya untuk menyerahkan sejumlah uang dan barang pribadi lainnya,” kata juru bicara United States Olympic Comittee, Patrick Sandusky seperti dilaporkan The Wall Street Journal.
Pada awalnya, masih terjadi simpang siur mengenai insiden yang menimpa Ryan Lochte ini. Namun, hal ini langsung dikonfirmasi sendiri oleh Lochte.
“Saya dan 3 rekan saya menjadi korban perampokan pada Minggu dini hari. Untungnya, kami semua selamat dan tidak menderita cedera apapun,” kata Lochte.
Lochte juga menambahkan ketika ia menolak memberikan uang, salah seorang pria menodongkan pistol ke kepalanya dan akhirnya Lochte memberikan dompetnya.
Insiden ini menimbulkan kekhawatiran bagi keselamatan atlet dan pengunjung di Rio de Janeiro. Brazil sendiri dikenal mempunyai sejarah yang cukup panjang dalam kasus kriminal.
Investigasi Polisi
Polisi saat ini tengah menginvestigasi kejadian tersebut serta mencari keberadaan supir taksi yang ditumpangi Lochte dan ketiga rekannya.
Beberapa atlet juga sebelumnya bernasib sama dengan Lochte. Atlet dari Australia harus rela kehilangan barang pribadi mereka saat simulasi kebakaran di wisma atlet yang digelar sebelum pembukaan Olimpiade. Atlet lompat jauh asal Inggris Greg Rutherford pun kehilangan ponselnya yang berisi foto dan video Olimpiade Rio.
